Jumat, 11 Desember 2009

PEMBINAAN DISIPLIN

Pada hari Jum’at tanggal 04 Desember 2009, dalam mata kuliah Manajemen Peserta Didik, Bapak Amril membahas tentang “ Pembinaan Disiplin Siswa “.

PEMBINAAN DISIPLIN SISWA

Yang dimaksud dengan disiplin siswa yaitu kepatuhan dan ketaatan terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku disekolah. Sedangakn pendisiplinan sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berprilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku disekolah.

Disiplin merupakan patuh terhadap peraturan sekolah, yang dimaksud dengan aturan sekolah adalah aturan terhadap standar berpakaian, ketepatan waktu, prilaku sosial dan etika belajar /kerja ( belajar harus dilakukan dengan jujur).

Peraturan – peraturan sekolah tersebut, terdiri dari : peraturan otoritarian yaitu peraturan yang dibuat sangat ketat dan rinci, peratuaran tersebut harus dipatuhi dan ditaati, jika tidak patuh dan tidak taat maka akan menerima sanksi atau hukumanyang cukup berat. Peraturan yang berikutnya adalah peraturan permisif yaitu peraturan yang membiarkan orang bertindak menurut keinginannya, jika melanggar peraturan atau norma, maka tidak diberi sanksi atau hukuman dan memunculkan rasa takut serta cemas.

Selain peraturan otoritarian dan peraturan permisif, ada juga yang dinamakan peraturan demokratis yaitu peraturan yang didalamnya terdapat penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak memahami mengapa diharapkan mematuhi dan mentaati peraturan. Jika menolak atau melanggar tata tertib tersebut maka akan diberikan sanksi atau hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi, dan mendidik.

Dengan adanya peraturan demokratis diharapkan dapat menumbuhkan kemandirian dan tanggung jawab pada diri siswa. Peraturan demokratis menggunakan teknik yang menekankan aspek edukatif.

Dalam penerapannya, tujuan disiplin sekolah bertujuan untuk : memberikan dukungan begi terciptanya prilaku yang tidak menyimpang, mendorong siswa untuk melakukan yang baik dan benar, membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntunan lingkungan dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh sekolah.

Dengan adanya disiplin sekolah, siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang bik dan bermanfaat. Disiplin terdiri dari disiplin preventif yaitu upaya menggerakkan siswa mengikuti dan mematuhi peraturan yang berlaku dan disiplin korektif.

Dalam penerapan disiplin, tidak selalu berjalan mulus, akan tetapi ada saja yang indisiplin, berikut ini faktor-faktor penyebab indisiplin, antara lain : guru, kondisi sekolah yang kurang menyenangkan atau kurang teratur, kurikulum yang terlalu kaku ( kurang fleksibel /terlalu dipaksakan) dan dari siswa itu sendiri mungkin kebiasaan karena tidak diperhatikan.

Banyaknya siswa yang indisiplin, maka guru harus mengupayakan untuk menumbuhkan disiplin pada diri siswa dengan cara, anatara lain : membantu siswa mengembangkan pola prilaku untuk dirinya, membantu siswa meningkatkan standar prilakunya dengan menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat, baik aturan– aturan khusus maupun umum.

Disiplin itu sangat penting dalam proses pendidikan dan pembelajaran untuk menumbuhkan rasa hormat terhadap otoritas atau kewenangan dan terhadap orang lain , upaya untuk menanamkan kerjasama. kebutuhan untuk berorganisasi, keinginan untuk melkukan hal yang menyenangkan serta memperkenalkan contoh prilaku disiplin.

Untuk mempermudah dalam penerapan disiplin, maka diperlukan strategi umum dalam merancang disiplin ( Reisman dan Payne) yang terdiri dari: menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berprilaku disiplin, adanya ketrampilan dalam berkomunikasi, adanya konsekuensi – konsekuensi logis dan alami serta klarifikasi nilai, selain itu ada juga analisis transaksional, terapi realitas, disiplin yang terintegrasi, modifikasi perilaku dan tantangan bagi disiplin.

QUANTUM LEARNING

Pada hari Kamis tanggal 03 Desember 2009, dalam mata kuliah Manajemen Peserta Didik, Bapak Amril membahas tentang “ Quantum Learning “.

Quantum learning

Pembahasan pertama, menjelaskan tentang kerangka pemikiran quantum learning yang terdiri dari : sikap positif, motivasi, cara belajar, lingkungan belajar, baca cepat, catatan efektif, teknik menulis, berpikir kreatif, dan teknik hapalan.

Bersikap positif yaitu kekuatan pikiran yang tidak terbatas, dengan menggunakan otak Einstein yang mempunyai dalil tentang otak untuk digunakan atau diabaikan.

Dalam menjalani kehidupan, manusia mempunyai rekor prestasi yaitu belajar sebagai kegiatan yang menyengangkan yang terdiri dari : pada usia 1 tahun kita belajar berjalan, pada usia 2 tahun kita mulai belajar berkomunikasi, setelah belajar berkomunikasi, pada usia 5 tahun kita sudah mengetahui 90 %kata dan pada usia 6 tahun kita belajar membaca kemudian pada usia 7 tahu keatas, belajar diniali menakutkan ???. Dalam sehari, seorang anak mendapatkan 460 komentar positif dan 75 komentar negatif.

Dalam diri manusia, terdiri berbagai macam kecerdasan yang meliputi : sastra ( linguistic ), logika ( matematika ), visual, kinestetik / gerak/ sensormotorik, musikal, interpersonal dan intrapersonal serta natural. Kecerdasan tersebut terdapat pada otak kita yang terdiri dari : batang otak ( inti hitam ), limbik ( lapisan merah) dan korteks (lapisan biru ).

Otak kita mengalami pertumbuhan karena adanya stimulus. Stimulus berupa kontak dengan lingkungan merupakan fungsi sensormotorik, sedangkan stimulus berupa bermain, meniru, dongeng, hal tersebut merupakan fungsi emosional-kognitif serta stimulus berupa pembelajaran merupakan fungsi kecerdasan lebih tinggi.

Selain mengalami pertumbuhan, otak kita terdiri dari otak kanan dan otak kiri. Otak kanan meliputi ; acak, tidak teratur, imajinasi berkembang, dan holistik (menyeluruh ). Dapat disimpulkan bahwa otak kanan bersifat divergen (menyebar) dan lateral ( meluas), sedangkan otak kiri meliputi : logis / logika, berurutan, linear, dan rasional ( punya alasan-alasan). Dapat disimpulkan bahwa otak kiri bersifat konvergen dan vertical.

Setelah menjelaskan tentang pertumbuhan otak, Pak Amril kemudian menjelaskan tentang belajar aktif vs belajar pasif. Belajar aktif tersebut adalah belajar apa saja dari setiap situasi dengan memanfaatkan apa yang kita pelajari untuk keuntungan kita serta proaktif dan bersandar / berinteraksi pada kehidupan.

Sedangkan belajar pasif yaitu tidak melihat kesempatan belajar dengan mengabaikan peluang berkembang dari belajar dan reaktif yaitu jika ada masalah, baru memberi tanggapan serta menarik diri dari kehidupan.

Dengan kita belajar, maka pengetahuan yang dimiliki lebih luas sehingga mempunyai banyak pilihan untuk menguatkan pribadi / kepercayaan diri. Setelah kita belajar atau mengerjakan tugas, seringkali kita merayakan selesainya tugas tersebut, karena dengan perayaan tersebut, maka akan memberikan perasaan keberhasilan, kesempurnaan, kepercayaan diri dan memotivasi untuk langkah selanjutnya.

Dalam proses belajar, terlebih dahulu kita menata lingkungan belajar, seperti : perabotan, pencahayaan, alat bantu visual, penempatan / lay out, temperatur / suhu, tanaman, kenyamanan dan suasana hati serta musik ( sarana relaksasi). Musik tersebut penting, karena dengan adanya music denyut nadi dan tekanan darah turun, gelombang otak lambat dan otot – otot rileks sedangkan jika tanpa musik, denyut nadi dan tekanan darah naik, gelombang otak makin cepat dan otot-otot terasa tegang.

Selain menata lingkungan belajar, kita juga harus menemukan gaya belajra. Cara belajar kita adalah gabungan dari cara menyerap informasi, cara mengatur informasi dan cara mengolah informasi. Dalam belajar perlu adanya modalitas belajar yaitu dengan cara visual / melihat, dengan cara auditorial / mendengarkan dan dengan cara kinestetik / gerakan.

Dalam belajar, perlu membuat peta pikiran, seperti:


SUB TOPIK ------------TOPIK--------------SUBTOPIK


Peta pikiran tersebut bertujuan agar lebih fleksibel, memusatkan perhatian dan meningkatkan pemahaman serta menyenangkan. Dalam membuat peta pikiran, kita harus mengetahui teknis menulis yang melibatkan otak kiri dan otak kanan. Oatk kiri / logika meliputi rencana, outline, tata bahasa, penyutingan, penulisan ulang, pengoreksian dan tanda baca. Sedangkan otak kanan / emosi, meliputi warna, imajinasi, semangat, spontanitas, emosi, gairah, kegembiraan dan ada unsur baru.

Jika kita telah mengetahui teknis menulis, maka langkah berikutnya adalah proses menulis, dalam proses menulis diperlukan persiapan seperti pengelompokkan, menulis cepat, kemudian membuat draf ( pengembangan, gagasan ) langkah berikutnya adalah berbagi maksudnya meminta komentar teman, lalu melakukan perbaikan dengan memperbaiki tulisan dan penyutingan yaitu memperbaiki tata bahasa serta penulisan ulang dengan menambah ide baru. Setelah langkah-langkah tersebut dijalankan, maka langkah terakhir yaitu mengevaluasi, apakah tulisan tersebut sudah lengkap atau belum.

STRATEGI BELAJAR

Pada hari Kamis tanggal 19 November 2009, dalam mata kuliah Manajemen Peserta Didik, Bapak Amril membahas tentang “ Strategi Belajar “.

STRATEGI BELAJAR

Sebelum membahas strategi belajar, Pak Amril terlebih dahulu menjelaskan buat apa kita belajar? Belajar menjadikan kehidupan manusia lebih baik dan bermanfaat karena seluruh kehidupan manusia adalah proses belajar. Setiap agama mewajibkan umatnya untuk belajar.

Setelah menjelaskan buat apa kita belajar, kemudian kami dijelaskan tentang pembelajaran,. Pembelajaran itu sendiri merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran juga mempunyai pengertian sebagai kegiatan professional untuk memberikan kemungkinan dan / atau kemudahan orang lain untuk belajar dengan sengaja, terarah dan terkendali. Pembelajaran merupakan intervensi dengen tujuan terjadinya belajar.

Dalam suatu pembelajaran perlu adanya pendekatan-pendekatan pembelajaran, antara lain : pendekatan yang pertama yaitu perubahan paradigma seperti pengajaran pembelajaran ( teacher centeredà students centered), pendekatan yang kedua yaitu perubahan landasan seperti behavioristik ( apa yang dikasih, diterima saja) à konstruktivistik, adapun landasan konseptual dari behavioristik adalah penambahan pengetahuan dan pengetahuan bersifat objektif & pasti serta pengetahuan terstruktur dengan rapi dan seragam, sedangkan landasan konseptual dari konstruktivistik adalah pemaknaan atas pengetahuan ( how to learn) dan pengetahuan non objektif, senantiasa berubah serta pengetahuan terstruktur secara rumit dan beragam. Kemudian pendekatan yang ketiga yaitu pendekatan ilmiah seperti teori-teori pembelajaran.

Dengan adanya pendekatan-pendekatan tersebut, maka dimulailah proses pembelajaran yang disusun secara sistematis dan sistematik dengan interaksi yang optimal antara dosen, mahasiswa dan sumber belajar serta menciptakan suasana yang menyenangkan, menantang, mendorong semangat dan kegiatan, memungkinkan berkembangnya prakarsa, memberikan keteladanan, membangun kemandirian.

Pembelajaran dapat berupa pembelajaran tematik dan pembelajaran kreatif. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema tertentu. Tema tersebut ditinjau dari beberapa mata pelajaran,dan menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum serta menawarkan dinamika dalam pembelajaran. Pembelajaran tersebut dapat menghilangkan batas semu antar bagian kurikulum dengan menyediakan pembelajaran yang integrative dan membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide yang muncul yang menghasilkan pemahaman.

Selain pembelajara tematik, ada juga pembelajaran kreatif yaitu mengorganisasikan isi ajaran dan kegiatan belajar sehingga terjadi belajar aktif yang meliputi : belajar menemukan ( discovery learning ), belajar berbasis masalah ( problem-based learning ), belajar kontekstual ( contextual learning ), belajar mandiri ( independent learning ), belajar kooperatif ( cooperative learning ), belajar pemetaan konsep ( concept mapping learning).

MANAJEMEN KELAS

Pada hari Kamis tanggal 12 November 2009, dalam mata kuliah Manajemen Peserta Didik, Bapak Amril membahas tentang “ Manajemen Kelas “.

MANAJEMEN KELAS

Manajemen kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Manajemen kelas berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar ( penghentian peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif ), didalamnya mencakup pengaturan orang ( peserta didik ) dan fasilitas.

Dalam pelaksanaannya, manajemen kelas biasanya mempunyai masalah-masalah yang sering terjadi, antara lain : Masalah induvidu, seperti : attention getting behaviors yaitu perilaku mencari perhatian, power seeking behaviors yaitu perilaku menunjukkan kekuatan, revenge seeking behaviors yaitu perilaku menunjukkan balas dendam serta help lessness yaitu peragaan ketidakmampuan.

Selain masalah individual, ada juga masalah kelompok, seperti : kelas kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, tingkat sosial, ekonomi dan sebagainya. Penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah disepakati sebelumnya. Kelas mereaksi secara negatif terhadap salah seorang angotanya. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap. Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru karena menganggap tugas yang diberikan kurang fair. Dan kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru.

Didalam manajemen kelas, kita dapat menggunakan pendekatan-pendekatan terhadap proses belajar mengajar antara lain : Pendekatan otoriter yaitu siswa perlu diawasi dan diatur. Pendekatan intimidasi yaitu mengawasi siswa dan menertibkan siswa dengan cara intimidasi. Pendekatan permisif yaitu memberikan kebebasan kepada siswa, apa yang ingin dilakukan siswa, guru hanya memantau apa yang dilakukan siswa. Pendekatan resep masakan yaitu mengikuti dengan tertib dan tepat hal-hal yang sudah ditentukan, apa yang boleh dan apa yang tidak. Pendekatan pengajaran yaitu guru menyusun rencana pengajaran dengan tepat untuk menghindari permasalahan perilaku siswa yang tidak diharapkan. Pendekatan modifikasi perilaku yaitu mengupayakan perubahan perilaku yang positif pada siswa. Pendekatan iklim sosio yaitu emosional => menjalin hubungan yang positif antara guru dan siswa. Pendekatan sistem proses kelompok / dinamika kelompok yaitu meningkatkan dan memelihara kelompok kelas yang efektif dan produktif.

Untuk mempermudah mengawasi peserta didik, diperlukan adanya setting kelas, seperti : U-shape, O-shape, V-shape, Theather dan

Proses kegiatan belajar mengajar juga dapat dilakukan dengan menggunakan moving class, yaitu sistem belajar mengajar yang bercirikan siswa yang mendatangi pendamping dikelas. Sistem belajar tersebut mengacu pada pembelajaran kelas yang berpusat pada anak untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan bidang yang dipelajarinya, pada saat subjek mata pelajaran berganti maka siswa akan meninggalkan kelas menuju kelas lain sesuai mata pelajaran. Guru mata pelajaran tetap berada di ruang mata pelajarannya, jadi siswa berada dalam suasana baru setiap akan belajar suatu mata pelajaran.

Sistem belajar seperti moving class mempunyai tujuan sebagai berikut : Memfasilitasi siswa yang memiliki beraneka macam gaya belajar baik visual, audiotori, dan khususnya kinestetik untuk mengembangkan dirinya. Menyediakan sumber belajar, alat peraga dan sarana belajar yang sesuai dengan karakter mata pelajaran. Melatih kemandirian, kerjasama dak kepedulian sosial siswa. Merangsang seluruh aspek perkembangan dan kecerdasan siswa. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Meningkatkan disiplin siswa dan pendamping. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Dan meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya, menjawab, menyatakan pendapat.

SELEKSI

Pada pertemuan ke-6 hari Kamis tanggal 5 November 2009, pada mata kuliah Manajemen Peserta Didik, Bapak Amril membahas tentang “ Seleksi. Penempatan dan Orientasi”.

SELEKSI

Seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang di gunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak. Kenapa diterima ? Karena perpaduan antara kebutuhan pelamar dengan kegiatan lembaga pendidikan. Dalam proses seleksi terdapat berbagai macam tantangan antara lain: Tantangan supply yaitu siswa yang akan diterima. Masalah tersebut terkait dengan ketersediaan calon yang dapat dilihat dari dua sisi : sisi pertama yaitu sisi positif seperti makin banyak pelamar, memungkinkan memilih yang terbaik. Sisi ke dua yaitu sisi negatif yang antara lain : Pekerjaan administrasi akan bertambah, maka sumber daya untuk melakukan proses seleksi tersebut bertambah pula, dan memerlukan waktu yang banyak serta biaya yang lebih.

Selain tantangan supply, terdapat pula tantangan ethis ( etika) yang meliputi : Kesetaraan gender yaitu implikasi-implikasi terhadap sarana, family sistem (KKN) yaitu adanya rekomendasi dari keluarga, sogokan, surat sakti. transparasi ( makin besar tingkat ekonomi sekolah, makin besar transparansi sekolah tersebut ) serta formalitas yaitu pembuktian dugaan ( hipotesis). Tantangan selanjutnya adalah tantangan organisasional, meliputi : Visi dan misi organisasi, keterbatasan ( sarana, pembiayaan, alokasi ) , materi layanan dan sumber daya manusia.

Agar proses seleksi dapat berjalan lancar, maka harus menggunakan langkah-langkah yang tepat dalam proses seleksi, yaitu : Seleksi administratif ( IPK, nilai) untuk mengetahui apakah secara administratif telah terpenuhi yang mencakup : pengisian formulir, bukti pembayaran seleksi ( jika ada ), kelengkapan dokumen pendukung ( ijazah, NEM, Sertifikat ) dan ketentuan lainnya.

Langkah selanjutnya adalah tes – tes yaitu alat bantu yang memiliki standar untuk memadukan kriteria yang diterima dengan kondisi calon siswa atau pelamar, bersifat valid dan raliabel. Tidak semua indikator yang ditetapkan bisa di ukur melalui tes. Biasanya materi tes yang dilakukan berupa : psikotes, pengetahuan ( potensi akademik), performance. Serta harus memperhatikan aspek kelayakan dan fleksibilitas.

Setelah tes dilakukan, maka langkah berikutnya adalah wawancara yang merupakan percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi hal-hal yang dapat diterima ( acceptability) calon yang bersifat individual maupun kelompok dengan jenis pertanyaan yang bermacam-macam, antara lain : tidak terstruktur, terstruktur, campuran, problem solving serta stress interview ( merasa tertekan )

Dalam melakukan wawancara, si pewawancara harus aktif listening, ramah, menunjukkan perhatian kepada orang lain dan memberikan terminasi ( beri kode jika waktu habis) setelah itu si pewawancara harus mengevaluaisi hasil wawancara menggunakan acuan.

Pada saat wawancara, sering terjadi kesalahan dalam wawancara, yaitu : Hallo effect (menggunakan data terbatas, berprasangka tentang hal-hal lain), leading question ( mengarah pada jawaban yang diinginkan pewawancara), personal biases ( prasangka pewawancara terhadap kelompok tertentu) serta dominasi pewawancara ( menggunakan waktu untuk menceritakan diri sendiri si pewawancara).

Dalam menjalankan seleksi,perlu adanya pemeriksaan referensi yang terdiri dari : personal referances yaitu informasi karakter calon dari orang-orang yang mengenal secara dekat. Lebih menekankan aspek positif dari calon, seperti kemampuan akademik, kemampuan financial, serta kemampuan menjalani proses pendidikan. Kemudian performance references yaitu referensi yang ,menggambarkan kemampuan atau prestasi calon yang dibuktikan dengan fotocopy dokumen

Seleksi juga memerlukan evaluasi medis yang bertujuan untuk menunjukkan kesehatan calon, yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan secara mandiri maupun menyerahkan kepada lembaga kesehatan. Arahnya untuk mengurangi alokasi anggaran kesehatan dan asuransi serta calon dapat lancar jika mengikuti proses pendidikan tanpa halangan kesehatan.

Setelah seleksi dilakukan, maka akan ada keputusan penerimaan yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada calon pelamar tentang keputusan penerimaan yang dilakukan oleh sekolah maupun lembaga pendidikan biasanya di umumkan melalui media, yang antara lain : papan pengumuman, surat, jaringan internet, telepon. Dalam pengumuman tersebut pihak sekolah memberikan informasi terhadap calon yang diterima maupun hanya yang termasuk cadangan serta calon yang tidak diterima.

Dengan adanya keputusan penerimaan, maka langkah selanjutnya adalah penempatan yaitu menempatkan calon yang lulus seleksi pada kelas yang sesuai dengan kemampuan atau kondisi lain peserta didik. Dalam menempatkan calon siswa dapat menggunakan berdasarkan hasil seleksi, homogen/heterogen ( urutan ranking, absensi, kepandaian, dll), jadwal belajar, gender, dll ( berkebutuhan khusus).

Setelah penempatan dilakukan, maka perlu adanya orientasi untuk memperkenalkan siswa baru terkait hak dan kewajiban, dengan organisasi maupun siswa lain. Materi orientasi meliputi : masalah organisasional, perkenalan, hak&kewajiban, fasilitas dan mekanisme, prosedur, ketentuan tentang pembelajaran, pembimbingan,ujian. Dalam melakukan orientasi dapat berupa formal yaitu ada acara khusus maupun berupa informal (buddy system) yaitu siswa diajak berkeliling melihat fasilitas dan menemui pihak tertentu. Orientasi bermanfaat untuk penyesuaian diri, optimalisasi kemampuan serta menumbuhkan kohesivitas.

Rekrutmen Peserta Didik

Pada pertemuan selanjutnya dalam mata kuliah Manajemen Peserta Didik, hari Kamis pada tanggal 22 Oktober 2009, Bapak Amril membahas tentang “ Rekrutmen Peserta Didik”.

REKRUTMEN PESERTA DIDIK

Sebelum membahas rekrutmen, Pak Amril membahas terlebih dahulu fungsi dari lembaga pendidikan. Fungsi lembaga pendidikan tersebut meliputi : Teknis / ekonomis yaitu dengan adanya lembaga pendidikan diharapkan dapat memperbaiki kondisi ekonimi individu, keluarga, maupun masyarakat. Fungsi selanjutnya adalah sosial / manusiawi yaitu kontribusi pada tatanan sosial, hubungan antar manusia, berkontribusi pada peradaban.

Fungsi lembaga pendidikan lainnya adalah politik yaitu Kepentingan Negara = Warga Negara mengetahui hak dan kewajiban, kepemimpinan, partisipasi, demokratis, kewenangan, dll. Selain politik, ada pula kultural yaitu dengan adanya lembaga pendidikan diharapkan, kita dapat menjaga nilai-nilai baik di masyarakat dan mengembangkan nilai-nilai yang lebih baik untuk membentuk peradaban. Peradaban itu sendiri yaitu tingkat kemajuan budaya suatu bangsa dalam jangka waktu tertentu. Dengan fungsi budaya yaitu memelihara atau mempertahankan ( statis), dan pengembangan atau inovasi ( dinamis) budaya lama yang baik dapat menimbulkan efesiensi, yang out of date atau kurang baik kemudian diperbaiki.

Fungsi selanjutnya adalah pendidikan yaitu proses transformasi ( yang kita miliki bisa kita wujudkan) iptek dan budaya, mengembangkan iptek, layanan masyarakat. Serta spiritual yaitu dengan adanya lembaga pendidikan, kita dapat memahami hakikat kemanusiaan dan kesempurnaan Sang Pencipta.

Setelah membahas tentang fungsi lembaga pendidikan, Pak Amril menjelaskan tentang “REKRUTMEN”.

Rekrutmen adalah proses pencarian dan “ pemikatan” calon peserta didik yang mampu untuk mendaftar sebagai calon peserta didik disuatu lembaga pendidikan tertentu melalui tahapan-tahapan yang dilakukan oleh sekolah, kolektif atau lembaga rekrutmen ( recruiters). Jadi dalam melakukan rekrutmen peserta didik, sekolah atau lembaga pendidikan harus menentukan tujuan lembaga pendidikan tersebut, kemudian menentukan kriteria peserta didik yang akan diterima, membuat estimasi jumlah rombongan belajar secara keseluruhan, dan menentukan jumlah peserta didik saat ini serta menentukan jumlah peserta didik yang akan di terima dengan memperhatikan kriteria gender, prestasi, dll.

Agar memudahkan calon peserta didik untuk mengetahui informasi tentang sekolah atau lembaga pendidikan yang mengadakan rekrutmen, maka lembaga pendidikan tersebut memberikan informasi, melalui berbagai macam media, antara lain : walk- ins, internet, advertising yang berupa want ad yaitu menguraikan informasi secara lengkap, termasuk biaya yang harus dikeluarkan maupun blind ad yaitu memberikan informasi secara terbatas. Lembaga pendidikan yang setingkat di bawah atau bukan, menggunakan organisasi atau komunitas dan menggunakan open house.

Dalam kegiatan rekrutmen, pihak sekolah atau lembaga pendidikan harus melakukan evaluasi rekrutmen yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas kegiatan rekrutmen yang meliputi : jumlah pendaftar, jumlah yang di usulkan untuk diterima, jumlah yang di terima, pemanfaatan saluran rekrutmen, pelaksana rekrutmen dan biaya – biaya. Untuk melengkapi data pada proses rekrutmen, calon peserta didik harus mengisi application form yang berisi tentang data pribadi ( nama, tempat tanggal lahir, gender, alamat, no.telepon, golongan darah ), data keluarga ( ibu, ayah, saudara ), prestasi ( akademik, non akademik ), riwayat kesehatan, status sosial ( penghasilan orang tua, kepemilikan tempat tinggal ), dan lain-lain.

Kegiatan rekrutmen tidak selalu berjalan lancar, karena adanya kendala-kendala yang sering terjadi yang dapat menghambat proses rekrutmen tersebut. Kendala-kendala itu antara lain kebijakan organisasional yang meliputi kenaikan kelas, kelulusan, mutasi, biaya pendidikan, penerimaan siswa lokal atau luar kota. Kendala lainnya yaitu supply dan demand, kondisi lingkungan eksternal seperti kondisi ekonomi, persaingan dan persyaratan peserta didik yang bisa diterima.