Rabu, 06 Januari 2010

CI School

Saya akan membuat sekolah jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang bernama “ CI School ( creative and inovatif school )

Sekolah ini mempunyai visi dan misi serta tujuan yang akan kami capai yaitu

Visi : Melahirkan generasi bangsa yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkpribadian cerdas, berakhlak mulia, dan kreatif serta menjadi kebanggaan masyarakat.

Misi : Memberi bekal dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi.

Mengantarkan siswa untuk mampu melanjutkan kejenjang berikutnya.

Menyediakan lembaga pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat.

Mendidik siswa untuk berprilaku baik dimanapun berada.

Tujuan : Menjadikan siswa mampu berbahasa inggris dengan baik dan terampil ( IT ) serta kreatif, mandiri sehingga dapat bersaing dan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.

Di sekolah ini, terdapat beberapa program pendidikan yang ditawarkan dengan program utamanya antara lain :

- Sistem belajar menggunakan sistem moving class yaitu sistem belajar mengajar yang mendatangi pendamping ( guru ) dikelas. Sistem tersebut mengacu pada pembelajaran yang terpusat pada anak untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan bidang yang dipelajari.

- Pelaksanan belajar selama 3 tahun menggunakan sistem persemester tetapi jika ada siswa yang sangat cerdas dan telah dianggap mampu untuk meyelesaikan studi nya dengan cepat, sekolah ini memperbolehkan untuk loncat kelas sehingga dapat sitempuh hanya 2 tahun saja, tetapi melalui pertimbangan-pertimbangan dari pihak sekolah.

- Jam belajar dilaksanakan setiap hari senin sampai jum’at. Dimana ada satu hari di khususkan belajar bahasa inggris sehari full guna mempercepat pemahaman dan kelancaran berbahasa inggris dalam kehidupan sehari-hari dan mempraktekannya. Dalam pembelajaran bahasa inggris tersebut, siswa diberikan waktu selama sebulan untuk diperbolehkan menggunakan bahasa Indonesia tetapi setelah sebulan kemudian para siswa wajib menggunakan bahasa inggris di kelas pada setiap pertemuan.

- Untuk kelas VIII, setiap siswa membentuk kelompok ( 5 orang ) untuk mewawancarai turis yang dilaksanakan menjelang ulangan umum semester tiga. Turis yang harus diwawancarai minimal 20 turis dengan pertanyaan ditentukan oleh guru masing-masing. Wawancara tidak dipandu guru, mereka melakukannya secara mandiri. Disertai bukti gambar dan rekaman suara.

- Untuk kelas IX, jika materi bahasa inggris yang diajarkan selama dua semester telah selesai, maka para siswa diwajibkan membuat pidato bahasa inggris dan membacakannya didepan kelas secara bergantian.

- Selain pembelajaran bahasa inggris, disekolah ini terdapat pembelajaran IT yang menjadi program utama disekolah ini dengan menggunakan teknologi yang canggih dan laboratorium yang cukup nyaman dengan perlengkapan yang lengkap serta diajarkan oleh guru-guru yang sudah ahli dibidang tersebut.

- Setiap pelajaran harus ada beberapa pertemuan yang menggunakan pendekatan cooperative learning dan problem based learning. Jadi tidak hanya menggunakan teacher center tetapi juga harus menggunakan student center.

- Alokasi waktu pelaksanan belajar yaitu: senin s/d kamis = 06.30 – 14.30 dan hari jum’at = 06.30 – 14.30. Jam istirahat disekolah ini ada 2 kali istirahat, istirahat pertama jam 9.40-10.00 sedangkan istirahat kedua jam 11.50-12.15 dan khusus hari jum’at untuk istirahat kedua dari jam 11.45 - 12.35.

Selain program utama, disekolah ini juga terdapat program-program pendukung, antara lain :

- Ekstra kulikuler yang dapat meningkatkan kemampuan siswa diluar kemampuan akademisnya. Disekolah ini mempunyai berbagai macam ekskul antara lain :

- Eksul dibidang bahasa yaitu English club. Kemudian terdapat ekskul seni yang terdiri dari seni musik, seni tari baik tari tradisional maupun modern, dan teather

- Eksul dibidang olahraga yang terdiri dari futsal, basket, pencak silat dan karate. Eksul dibidang keagamaan yang disesuaikan dengan agama yang di yakini para siswa. Dan juga terdapat eksul pramuka, paskibra, PMR, drumband serta marching band.

- Ekstra kulikuler dilaksanakan pada hari sabtu dan minggu sesuai jadwal yang telah ditetapkan untuk masing-masing ekskul.

- Setiap siswa diwajibkan mengikuti eksul minimal 3 ekskul

Dalam memilih program – program tersebut, baik program utama maupun program pendukung, saya mempunyai beberapa alasan, antara lain :

- Menggunakan sistem moving class yaitu untuk menghindari kejenuhan dan menciptakan suasana baru bagi siswa karena 6 tahun lamanya pada waktu SD mereka menggunakan sistem kelas ditempat. Dan untuk melatih kemandirian siswa serta kedisiplinan siswa karena kelasnya selalu berpindah-pindah maka harus tepat waktu.

- Semakin berkembangnya zaman, maka pendidikan pun harus berkembang. Dipilihnya program full day bahasa Inggris karena minimnya kemampuan serta kurangnya minat untuk berbahasa inggris pada anak-anak Indonesia. Daya saing di masyarakat pun akan berkembang oleh karena itu sejak dini harus dibekali ilmu-ilmu yang bermanfaat salah satunya dengan berbahasa Inggris.

- Selain bahasa Inggris, siswa juga perlu dibekali dengan ilmu-ilmu teknologi karena teknologi itu penting bagi manusia, manusia selalu berhubungan dengan teknologi, kapanpun dan dimana pun teknologi itu pasti dibutuhkan oleh manusia terlebih dizaman sekarang ini, teknologi sudah berkembang pesat. Untuk menghindari ketertinggalan maka para siswa harus mempelajrai IT.

- Wawancara turis dan membuat pidato serta membacakannya. Hal tersebut diadakan untuk melatih keberanian siswa , melatih kemampuan dalam bahasa inggris dan melatih kemandirian. Jadi tidak hanya teori saja tetapi harus diadakan prakteknya guna melihat sejauh mana kemampuan siswa tersebut.

- Pembelajaran dikelas tidak hanya menggunakan teacher center tetapi juga menggunakan student center. Hal tersebut dikarenakan banyak siswa yang kurang memahami bahkan bosan jika hanya guru saja yang berbicara / aktif. Hal tersebut terkadang kita alami. Jadi diperlukan student center yang berguna untuk melatih keberanian siswa dan keaktifan siswa pada saat KBM. Dan menggunakan pendekatan cooperative learning dapat melatih kerjasama siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru dan melatih keberanian berbicara didepan kelas karena akan ada presentasi nantinya serta menggunakan problem based leraning agar para siswa dapat berfikir secara kritis, kreatif dan dapat mengembangkan kemampuan siswa. Dan untuk menambah pengetahuan siswa karena mungkin saja waktu SD tidak menggunakan pendekatan tersebut.

- Selain dibidang akademis, saya memilih program pendukung yaitu eksul karena untuk memenuhi kebutuhan siswa yang berguna untuk mengembangkan dan meningkatkan bakat siswa serta untuk menyeimbangkan antara otak kanan dan otak kiri. Ekskul tersebut diadakan sabtu-minggu karena untuk me-refresh pikiran siswa yang 5 hari telah belajar penuh maka di adakanlah eksul.

Sasaran peserta didik disekolah ini yaitu dari semua golongan, dengan syarat nilai ujian sekolah, masing-masing mata pelajaran minimal 7,00 kecuali bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan matematika harus mempunyai nilai min.8.00. Mempunyai prestasi-prestasi yang baik . Ada ketentuan untuk siswa yang kurang mampu akan mendapat keringanan jika menyerahkan surat keterangan kurang mampu dari pihak RT/kelurahan. Dan calon siswa harus mempunyai bakat / mempunyai kemampuan yang unggul yang dimiliki calon siswa.

Strategi publikasi yang akan dilakukan untuk menjaring siswa adalah melalui brosur – brosur ( blind ad ) yang disebarkan diberbagai tempat terutama di SD / MI. Selain brosur yaitu melalui siswa SMP “ CI School “ dengan strategi jika siswa tersebut berhasil mengajak calon siswa maka akan mendapat komisi dari pihak sekolah.

Proses dan alat seleksi yang dilakukan yaitu :

a. Seleksi administratif ( nilai ) yaitu untuk mengetahui apakah secara administratif telah terpenuhi. Hal tersebut mencakup : pengisian formulir, , kelengkapan dokumen pendukung ( ijazah, NEM, Sertifikat ) dan niali rapor (kelas IV-VI )

b. Mengikuti tes-tes yang terdiri dari psikotes ( IQ min. 120 ), pengetahuan (akademis ) yaitu lulus tes tertulis mata pelajaran bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan matematika dengan nilai min.8.00 serta tes kemampuan bakat.

c. Wawancara dilakukan secara individual yang mencakup pengetahuan – pengetahuan dan pengalaman yang dialami calon siswa pada waktu SD.

d. Pemeriksaan referensi yang mencakup kemampuan akademik, kemampuan finansial, prestasi-prestasi dibuktikan dengan fotocopy sertifikat/dokumen.

e. Evaluasi medis dengan bukti surat keterangan dari dokter yang mencakup kesehatan calon siswa.

Disekolah ini, kriteria kelulusan untuk siswa yaitu, sebagai berikut :

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

2. Memperoleh nilai minimal.7,00 pada ujian praktek, baik lisan maupun tulisan.

3. Lulus ujian sekolah.

4. Lulus ujian nasional.

Minggu, 03 Januari 2010

translate

5.1 mengapa upacara penghargaan harus dilakukan ? apa itu “kelulusan”?

Upacara penghargaan di Inggris Raya, mereka memiliki asal-usul dalam pemberian lisensi untuk mengajar, yang diberikan oleh uskup dari keuskupan, dan memiliki efek hanya di dalam keuskupan.

Di abad pertengahan wewenang untuk menganugerahkan derajat pada siswa hanya diberikan di lembaga pendidikan rektor atau wakil rektor, di bawah kekuasaan didelegasikan dari gereja.

Namun, hanya Paus yang dapat memberikan wewenang untuk mengajar di lebih dari satu keuskupan, ini berarti bahwa ketika Raja Henry VIII mengambil kekuasaan sebelumnya dilakukan oleh Paus, selama Reformasi, kekuatan ini dipindahkan ke Crown. Ini juga menjelaskan bahwa universitas-universitas yang lebih tua hanya bisa diciptakan oleh sebuah piagam kerajaan. Di kemudian hari, upacara penghargaan menjadi lebih sekuler, dan tidak perlu dihubungkan dengan lisensi untuk mengajar.

Gagasan tentang seorang mahasiswa naik melalui berbagai tahapan dari pemula untuk menguasai yang tercermin dalam terminologi: tahap pertama disebut 'bujangan' yang berarti 'pemula' yang 'lulusan' dengan mengambil langkah (Latin GraduS, langkah) dalam perjalanan untuk menjadi 'tuan'
Pendidikan tinggi masih harus mencari istilah yang tidak spesifik jender untuk penghargaan ini, meskipun perlu dicatat bahwa asal kata 'bujangan' mungkin tidak berhubungan ,untuk laki-laki: asal-usulnya tidak sepenuhnya jelas, tapi satu yang diusulkan adalah derivasi dari 'gembala sapi' (Latin vulgar Vacca, sapi), melalui perantara arti dari 'pertanian tangan', 'asisten umum', 'trainee' dan 'pemula'. Setelah siswa menyelesaikan langkah-langkah terakhir, mereka adalah 'lulusan', yaitu 'orang-orang yang telah melangkah'.
Beberapa lembaga menggunakan istilah 'lulus' (yaitu 'seseorang yang loncatan') untuk menutupi status mahasiswa antara berhasil menyelesaikan kursus dan memiliki penghargaan yang diberikan secara resmi: perubahan dari 'graduand' untuk 'lulus' terjadi pada saat pemimpin mengucapkan kata-kata 'Aku mengakui Anda untuk mendapatkan gelar', atau orang menyelesaikan apa pun yang memimpin upacara-upacara yang terlibat (busur, handsake, dll)
Hal ini dapat dilihat dari atas bahwa istilah 'lulus' dan 'graduand' seharusnya, pada alasan semantik, hanya digunakan untuk siswa yang memperoleh gelar. Tidak ada frase yang mudah untuk menutupi mereka yang menerima sertifikat dan diploma; yang terakhir ini dapat disebut sebagai 'diplomates', walaupun hal ini dapat menyebabkan kebingungan dengan 'diplomat', dan rasanya menjadi artifisial oleh beberapa orang, terutama karena tidak mungkin untuk membangun kata yang sama bagi mereka yang menerima 'sertifikat'. Secara umum tidak ada kerugian besar dilakukan, kecuali barangkali untuk orang-orang yang melihat etimologi dan turunan sebagai satu-satunya kriteria untuk penggunaan kata, jika istilah 'graduands' dan 'lulusan' yang diterapkan ke semua orang yang menerima penghargaan.
Untuk penghargaan selain derajat tidak ada lisensi yang diperlukan, sehingga sertifikat dan diploma dapat diberikan oleh badan yang mengambil kekuasaan dirinya sendiri untuk melakukannya. Banyak dari ini berevolusi menjadi, atau dihasilkan, profesional dan badan hukum yang mengatur banyak penghargaan conferral yang membawa bersama mereka izin untuk praktek, atau badan-badan pendidikan yang mencoba untuk memberikan suatu persamaan standar oleh mengesahkan kursus di berbagai lembaga penghargaan untuk tujuan yang sama.

5.2 apa fungsi dari upacara?
Ada dua jenis upacara dasar: yang conferral dan perayaan upacara. Perbedaan mungkin tampak relatif sepele tapi mendasar mengontrol apa yang terjadi pada upacara, dan yang dapat mereka lakukan.
(a) 'conferral' upacara
Sebuah upacara yang merupakan mekanisme aktual untuk menganugerahkan penghargaan mengandaikan bahwa hasil datang dari memeriksa dewan sebagai rekomendasi kepada komite diberdayakan secara resmi dari institusi, seperti senat, dewan akademik atau dewan gubernur, dan bahwa yang terakhir meratifikasi rekomendasi dan menempatkan mereka maju untuk conferral. Jika peran upacara adalah untuk menetapkan conferral formal penghargaan, implikasi berikut ini harus diingat.
Seorang siswa mungkin telah direkomendasikan untuk penghargaan oleh dewan penguji, tetapi bukan 'lulus' sampai upacara telah terjadi. Sampai saat itu mahasiswa hanya memenuhi syarat untuk menerima penghargaan tetapi belum melakukannya. Tindakan adalah apa yang secara hukum conferral membawa ke dalam keberadaan penghargaan untuk siswa.
Maka dari ini bahwa tidak ada sertifikat dapat diterbitkan sebelum upacara, karena penghargaan belum diberikan. Memang dibolehkan untuk mengeluarkan transkrip, tetapi jika dikeluarkan sebelum upacara conferral yang seharusnya tidak untuk mengatakan 'telah menerima gelar dari X', melainkan 'yang memenuhi syarat untuk menerima gelar dari X, yang dijadwalkan akan diberikan pada tanggal Y . Cara terbaik adalah, ketika penyusunan kata-kata seperti itu, bukan untuk menjamin bahwa penghargaan akan diberikan, karena alasan-alasan, yang diuraikan di bawah ini (misalnya terlambat utang). Susunan kata seperti itu mungkin lebih mudah untuk merencanakan untuk 'kepada siapa hal itu mungkin kekhawatiran' surat dari transkrip resmi. Dalam sebagian besar kasus kerusakan kecil akan dilakukan jika transkrip menyiratkan bahwa penghargaan telah dianugerahkan, asalkan jelas bahwa itu hanya sebuah transkrip dan tidak sertifikat itu sendiri. Pengaruhnya terhadap masalah sertifikat terkadang bisa menjadi sulit untuk menjelaskan kepada siswa: jika mereka sebenarnya tidak menghadiri upacara mereka mungkin tidak mengerti mengapa mereka Sertifikat tidak dapat diberikan kepada mereka terlebih dahulu daripada harus menunggu sampai setelah upacara.
Ini juga mengikuti itu, tidak menjadi lulus, mahasiswa belum dapat menambahkan penghargaan huruf (BA, dll) setelah nama mereka. Meskipun secara teknis benar, diragukan jika ada lembaga akan dapat mengambil tindakan terhadap para mantan siswa yang berbuat demikian kecuali hal itu dilakukan untuk memperoleh akses penipuan hak-hak dimana mahasiswa belum berhak, atau untuk menyatakan bahwa telah conferral tempat ketika itu benar-benar telah ditangguhkan. Ini juga menjadi majikan aneh yang menolak untuk terlibat lulusan murni pada upacara teknis yang tidak pernah diadakan belum.
Demikian pula, mahasiswa secara teknis tidak diperbolehkan untuk mengenakan gaun akademis yang termasuk penghargaan. Beberapa institusi yang lebih mengkhawatirkan ini daripada yang lain.
Salah satu efek membuat tindakan upacara yang secara resmi menganugerahkan penghargaan adalah bahwa seorang mahasiswa yang merindukan upacara penghargaan akan mungkin harus menunggu sampai upacara berikutnya untuk menjadi lulusan: ini mungkin satu tahun ke depan. Ini akan mempengaruhi mahasiswa yang sangat terlambat dalam menyelesaikan account mereka atau kewajiban lainnya (seperti buku perpustakaan), mereka yang tertunda karena hasil akhir penyelesaian pekerjaan (mungkin karena sakit) dan tentu saja mereka yang tidak berjalan di tempat yang sama tahun akademik seperti kursus yang lain.
Tingkat simpati yang akan memiliki sebuah lembaga untuk kasus-kasus ini akan bervariasi sesuai dengan penyebabnya. Jika penundaan itu disebabkan oleh tindakan atau tidak bertindak dari mahasiswa (misalnya izin utang) itu mungkin merasa bahwa kemungkinan seperti satu tahun penundaan conferral adalah bagian dari mekanisme untuk mendorong pembayaran prompt; jika penundaan ini disebabkan oleh penyakit yang mungkin ada simpati yang lebih besar untuk mencari solusi alternatif, seperti kursi conferral oleh tindakan; jika penundaan ini disebabkan oleh aspek struktural tentu saja melahirkan institusi dapat memutuskan untuk mengadakan upacara terpisah hanya untuk siswa s pada kursus yang bersangkutan. Bahkan yang memiliki kompleksitas solusi: jika sebuah institusi adalah memiliki sebuah upacara kecil di tengah tahun dari seperangkat mata kuliah tertentu, akan tetapi juga memungkinkan memisahkan diri dari upacara utama untuk diberikan penghargaan mereka pada upacara, atau akan menganggap upacara yang khusus untuk kursus dimaksudkan? Keputusan either way dapat menyinggung sebagian dari mereka yang terlibat.
Mendefinisikan upacara sebagai "peristiwa conferral 'dapat membuat upacara kecil, seperti yang dijelaskan dalam paragraf sebelumnya, sedikit lebih kompleks daripada cakupan atau ukuran mereka mungkin mengatakan: mereka masih perlu diadakan dengan struktur yang sama dan kekuasaan sebagai' penuh 'upacara. Hal ini sangat aneh jika ada upacara terpisah untuk mitra perguruan tinggi atau upacara diadakan di tempat lain di dunia untuk lulusan lembaga pendidikan dari negara lain. Kanselir kepala sekolah, wakil kanselir atau orang lain yang disetujui (lihat di bawah) akan perlu untuk hadir di masing-masing: tidak dapat dibiarkan begitu saja ke proxy lokal.
Dalam cara kebalikan dari posisi di atas adalah bahwa dalam lembaga yang dapat menemukan dirinya sendiri jika, karena kesalahan yang dibuat oleh lembaga, lulus tidak dapat menghadiri upacara conferral, dan penghargaan yang oleh karena itu dibuat 'in absentia' (lihat bagian 5,13). Jika mahasiswa meminta hak untuk menghadiri upacara kemudian lembaga memiliki dilema: untuk setuju mungkin merupakan conferral ganda, tetapi untuk menolak dapat menciptakan yang sangat miskin pendekatan PR. Kebanyakan lembaga menemukan cara untuk memungkinkan siswa untuk menghadiri upacara berikutnya, dan memberikan keterangan pada catatan mereka untuk menunjukkan bahwa kehadiran itu ditangguhkan, karena hal ini dapat sebaliknya mengarah pada kemudian hari menunjukkan pada sertifikat sebagai 'tanggal conferral'. Sebagaimana dengan begitu banyak aspek lain administrasi mahasiswa, kepentingan terbaik siswa lebih diutamakan daripada peraturan formalitas.
Sebuah upacara yang dilantik sebagai peristiwa conferral memerlukan kehadiran seseorang yang berwenang untuk menganugerahkan penghargaan di lembaga patung atau peraturan. Dalam kasus lembaga-lembaga pendidikan tinggi, ini hampir dipastikan akan terutama rektor, kepala sekolah atau ketua dewan atau gubernur, wakil kanselir juga akan hampir pasti memiliki kekuatan ini didefinisikan dalam peran nya. Jika kanselir itu, kepala sekolah atau wakil kanselir kebiasaan atau kebutuhan untuk memberdayakan orang lain (seperti pro-wakil-rektor) untuk menganugerahkan penghargaan, kekuatan ini harus dinyatakan dalam patung atau peraturan, sebaiknya dengan indikasi cakupan normal kekuasaan itu. Sebagai contoh, apakah wakil kanselir memiliki total kebijaksanaan mengenai siapa yang menerima kuasa didelegasikan ini, atau harus itu akademis senior? Bisakah itu termasuk petugas akademik? Tidak ada kendala hukum dalam hal ini, selain delegasi bahwa siapa pun harus memiliki kekuatan delegasi dalam hal ini (lihat Bab 8, bagian 8,14). Sebagai contoh, jika lembaga kekuasaan rompi patung hanya dalam kanselir, kanselir mungkin tidak merebut untuk dirinya sendiri kekuasaan untuk mendelegasikan kepada orang lain lebih lanjut wewenang untuk meresmikan upacara.
Jika institusi telah memutuskan bahwa upacara adalah sarana yang dianugerahkan penghargaan, hal itu juga akan bijaksana untuk mendefinisikan sebuah mekanisme di mana seorang individu dapat dianugerahkan penghargaan tanpa upacara resmi. Hal ini relatif mudah untuk mengatur apakah undang-undang lembaga pendidikan hanya menentukan orang dengan kekuatan untuk berunding dan tidak meresepkan suatu mekanisme atau kebutuhan untuk mengadakan pertemuan formal: beberapa peraturan mengharuskan 'universitas' hadir, atau setidaknya menyiratkan ini dengan mengatakan bahwa penghargaan yang diberikan 'di hadapan universitas' atau kata-kata semacam itu. Tunduk pada batasan bahwa alam, biasanya memungkinkan untuk mengatur bahwa penghargaan dapat diberikan sebagai tindakan individu oleh orang yang berwenang, sehingga wakil rektor atau kepala sekolah dapat memberikan penghargaan dengan semacam 'tindakan kursi' pada nama upacara. Ini adalah fasilitas yang sangat berguna, tapi tidak boleh digunakan secara berlebihan, biasanya itu hanya akan perlu untuk digunakan di mana seorang siswa telah secara tidak sengaja telah dihilangkan dari suatu upacara, atau di mana ada alasan lain untuk tidak bersikeras bahwa mahasiswa menunggu sampai upacara resmi berikutnya . Namun, itu akan salah untuk melihat ini sebagai mekanisme defensif, hanya digunakan untuk menutupi kesalahan atau untuk menghindari perselisihan dengan perdebatan debitur. Kekuasaan untuk menganugerahkan penghargaan oleh tindakan eksekutif, di masa lalu, menjadi cara yang sangat positif karena mampu menganugerahkan penghargaan kepada siswa yang sakit parah tanpa omong kosong dari bersidang minimal 'upacara'.
Untuk memfasilitasi tindakan-tindakan seperti yang dijelaskan dalam paragraf sebelumnya, sebuah lembaga harus menghindari menentukan kuorum minimum untuk upacara, selain orang yang diberi kuasa untuk menganugerahkan penghargaan. Jika undang-undang menyatakan bahwa upacara adalah sebuah 'perkumpulan' atau 'jemaat' universitas, nasihat hukum dapat dicari pada apa istilah ini berarti sebagai regards korum: Ini mungkin berarti sangat sedikit lain daripada upacara ini benar dimiliki oleh berwenang.
(b) 'perayaan' upacara
Di instansi tempat papan memeriksa diri mereka sendiri secara resmi menganugerahkan penghargaan sebagai bagian dari keputusan mereka, subjek biasanya untuk konfirmasi dan pengesahan oleh wakil kanselir, senat, dewan akademik atau dewan gubernur, upacara penghargaan itu sendiri tidak memiliki fungsi hukum yang dijelaskan dalam paragraf sebelumnya untuk 'conferral upacara'. Untuk beberapa hal ini dapat merendahkan peran upacara, tetapi untuk orang lain hal itu mungkin membuatnya lebih santai dan menyenangkan.
Untuk upacara perayaan yang murni tanpa conferral formal fungsinya, poin yang dibuat dalam bagian sebelumnya dibalik: para pelajar adalah 'lulusan' segera setelah panitia resmi telah menyetujui keputusan; sertifikat dapat diterbitkan langsung; pascasarjana dapat segera menambahkan surat penghargaan setelah namanya dan mengenakan gaun akademik; seorang mahasiswa yang merindukan upacara masih lulusan; minor 'catching up' upacara tidak diperlukan, dll
Dalam hal administrasi murni upacara, perbedaan menyatu dalam diri tidak memiliki untuk memastikan kehadiran orang yang berwenang untuk menganugerahkan penghargaan, dan mampu untuk mengizinkan siswa untuk menghadiri dua kali, atau menghadiri 'salah' upacara, tanpa menyebabkan konstitusional kusut.
Perayaan upacara memiliki peran yang sangat nyata untuk bermain bahkan dalam lembaga-lembaga yang mempunyai upacara conferral formal. Hal ini muncul ketika lembaga ingin mengizinkan mitra upacara yang terpisah di perguruan tinggi, atau upacara di negara lain untuk para lulusan dari negara itu yang telah belajar di lembaga pendidikan tahun itu. Untuk menghindari komplikasi yang terpisah memiliki upacara conferral sering lebih mudah untuk menyajikan nama-nama siswa-siswa ini ke conferral upacara, tetapi untuk mengatur perayaan lokal untuk perguruan tinggi atau negara yang bersangkutan. Untuk mitra perguruan tinggi ini sering kali dapat dilakukan sebagai bagian dari akhir mereka sendiri dari tahun perayaan, di mana, misalnya, mereka mungkin juga menganugerahkan penghargaan dari mereka sendiri. Dalam kasus ini semua yang diinginkan adalah seseorang hadir dari lembaga induk: tidak perlu menjadi salah satu dari mereka yang berwenang untuk menganugerahkan penghargaan, tetapi dapat, misalnya, menjadi dekan atau bahkan akademik pendaftar atau kepala hubungan masyarakat; untuk kejadian di negara lain orang didakwa dengan kesejahteraan mahasiswa asing (dekan siswa internasional, petugas internasional, dll) mungkin yang paling sesuai.
Jika mitra lokal perayaan ditahan sebagai tambahan untuk conferral utama upacara, ada sedikit risiko perayaan antusias diberikan oleh administrator lokal (seringkali dengan dimengerti kebanggaan lokal) seolah-olah itu adalah upacara conferral. Ini tidak perlu menjadi masalah besar kecuali wakil-wakil dari lembaga tamu dibuat merasa bahwa mereka berada di sana hampir tidak relevan atau sebagai tanda hanya kehadiran, dan bahwa conferral pada lembaga pendidikan mereka itu hanya formalitas sebelum 'real' event. Ada juga risiko sedikit jika diadakan acara lokal sebelum upacara conferral, karena, karena alasan-alasan yang diberikan di atas, para siswa mungkin belum secara teknis menjadi lulusan dan karena itu tidak berhak untuk mengenakan gaun akademis atau menerima sertifikat mereka; ketidakmampuan untuk melakukan ini dapat dirasakan untuk mengurangi kuat dari upacara setempat. Ada dua solusi untuk ini: wakil kanselir dapat secara resmi menganugerahkan penghargaan oleh tindakan kursi (lihat bagian 5.2 (a) di atas) sebelum upacara setempat, sehingga mereka adalah lulusan; atau lembaga dapat memastikan bahwa semua upacara lokal adalah diadakan setelah upacara conferral.
Upacara yang merayakan, daripada memiliki fungsi conferral, juga cenderung cocok dengan lebih nyaman dengan tradisi pemberian hadiah, cangkir atau penghargaan non-pujian. Dalam upacara utama lembaga-lembaga yang memiliki kekuasaan conferral penghargaan tambahan ini cenderung akan dikeluarkan pada acara departemen lokal, tidak hanya sebagai sarana untuk melestarikan departemen bangga, tapi juga untuk mengurangi panjang dan kompleksitas dari conferral upacara.
Upacara perayaan tidak benar-benar perlu mempertimbangkan pertanyaan penghargaan secara in absentia. Mereka mungkin, namun, ingin membuat penghormatan kepada prestasi mereka yang tidak hadir.
Tidak ada kendala hukum tentang apakah sebuah institusi memilih untuk memiliki conferral upacara atau upacara perayaan. Setiap lembaga pendidikan dapat memilih model sendiri, tetapi harus memastikan bahwa patung-patung dan peraturan ini sesuai dengan praktek-praktek dan prosedur memutuskan. Banyak institusi menemukan bahwa memiliki upacara conferral menanamkan rasa yang lebih besar martabat dalam persidangan, meskipun orang lain akan melihat ini sebagai kemegahan yang tidak perlu.


5.3 posisi dengan perguruan tinggi mitra
Berbagai poin telah dibesarkan sehubungan dengan pengaturan untuk mitra perguruan tinggi. Ada sedikit perbedaan yang sering dihormati di antara, di satu sisi, kemitraan di mana perguruan tinggi berjalan, di bawah pengaturan waralaba, kursus milik lembaga lain, dan, di sisi lain, suatu hubungan di mana satu lembaga memvalidasi penghargaan dari instansi lain. Biasanya orang akan berharap penghargaan yang dibuat sebagai validasi untuk diberikan sebagai upacara terpisah di …………………………………………………….
…………………………………………………………………………….
Lebih merata dibagi antara lokal 'conferral' upacara dan lokal 'perayaan' ayah menjalankan upacara conferral utama upacara di institusi induk.

5,4 Interim penghargaan
Kebanyakan upacara conferral tidak mengeluarkan 'sementara' penghargaan, terutama dengan alasan bahwa upacara sudah kompleks dan cukup lama tanpa mereka. Penghargaan yang bersangkutan adalah mereka yang mencapai mahasiswa yang memenuhi persyaratan sambil terus hidangan utama mereka. Ini telah menjadi lebih dari suatu masalah dengan bangkitnya kursus modular dan struktur akumulasi kredit. Hal ini sangat umum untuk menggambarkan beberapa exit point di kursus, seperti CertHE setelah jumlah kredit tertentu, sebuah DipHE setelah beberapa kredit lainnya, tanpa gelar kehormatan untuk jumlah kredit yang lebih besar dan gelar dengan penghargaan untuk jumlah maksimum kredit . Meskipun siswa bekerja melalui kursus pasti akan memiliki cukup kredit untuk satu atau lain sementara ini penghargaan pada akhir setiap tahun studi, itu tidak normal bagi penghargaan yang akan diberikan atau berunding secara resmi. Untuk melakukannya akan memerlukan baik daripada siswa yang menyelesaikan kursus berakhir dengan beberapa penghargaan (BA, DipHE, CertHE...), Atau bahwa setiap penghargaan yang lebih tinggi dibatalkan keluar atau upgrade yang sebelumnya. Kompleksitas ini tidak dianjurkan.
Satu pengecualian untuk hal ini mungkin berada di tempat sementara penghargaan adalah tahap kualifikasi profesional, dan karena itu perlu diberikan secara eksplisit. Beberapa badan-badan profesional, misalnya, menggunakan ijazah pascasarjana sebagai kualifikasi profesional, dengan upgrate untuk MA / MSc sebagai tambahan opsional: dalam kasus ini, institusi dapat memutuskan bahwa dalam menganugerahkan kedua kualifikasi. Jika upacara perayaan murni pertanyaan ini tidak muncul, dan keputusan apakah siswa tersebut dapat menghadiri sebenarnya hanya masalah apakah upacara akan terlalu besar jika mereka ada di sana. Dalam kasus-kasus ekstrim dapat melibatkan setiap siswa untuk menghadiri penghargaan setiap tahun - jika itu yang diinginkan institusi, tidak ada alasan mengapa mereka tidak boleh melakukannya.

Terbitan 5,5 sertifikat

Penyerahan sertifikat ini tidak diatur oleh apakah upacara ini untuk conferral atau perayaan, tunduk pada satu kendala yang disebutkan dalam bagian 5.2 (a), yaitu bahwa sertifikat tidak dapat dikeluarkan sebelum penghargaan telah dianugerahkan. Tidak ada persyaratan untuk mengeluarkan sertifikat pada suatu upacara, apa pun statusnya: keuntungan melakukannya dalam membuat upacara yang lebih baik harus diperhitungkan dengan kompleksitas administrasi dan ketegangan terlibat dalam memastikan bahwa setiap siswa menerima sertifikat yang benar yang sangat erat keadaan terkendala upacara.


5.6 gaya kisaran dalam upacara penghargaan
Kisaran dalam gaya upacara lebar.
a) 'Oxbridge'. Pada satu ekstrim dari spektrum gaya upacara terletak sangat tradisional 'Oxbridge' upacara. Hal ini mungkin sebagian besar atau seluruhnya dilakukan dalam bahasa Latin (yang mengarah ke beberapa kursus neologisins menarik judul), dan telah sangat diformalkan pendekatan ritual presentasi ke graduands wakil kanselir untuk menerima gelar mereka (termasuk Oxford 'pengawas' walk ' di mana kedua pengawas berjalan naik dan turun Sheldonian Teater 'mengundang' sentakan di gaun mereka kalau ada objek untuk individu tertentu yang menerima gelar nya, atau kebiasaan Cambridge siswa mempresentasikan wakil kanselir empat pada satu waktu, masing-masing memegang salah satu jari-jari di praelector nya tangan kanan).
b) Formal. Kebanyakan lembaga non-Oxbridge mengadopsi pendekatan yang kurang formal dari universitas kuno, setidaknya di tidak menggunakan bahasa Latin. Ini tidak berarti bahwa upacara informal; jauh dari itu. Sebagian besar kemegahan dan ritual masih hadir dalam upacara: beberapa di antaranya melibatkan tradisi-tradisi lokal berdasarkan sejarah berbagai kegiatan yang tujuannya telah lama menjadi kabur. Struktur biasanya upacara resmi, dengan potongan untuk menetapkan pidato dari rektor atau kepala sekolah, presentasi kehormatan penghargaan, prosesi akademis, dll
c) Informal. Pada ekstrem yang lain dari model Oxbridge upacara yang hanyalah sebuah perayaan prestasi siswa. Tidak perlu sangat sedikit upacara, dan bahkan lebih sedikit ritual.

5,7 Yang harus coferred penghargaan pada upacara?

Ada dua faktor dasar yang dapat menentukan apakah ingin sebuah lembaga hanya menganugerahkan derajat pada upacara, atau apakah ia ingin upacara untuk menganugerahkan semua penghargaan jenis apa pun dan di tingkat manapun juga. Untuk beberapa lembaga keputusan dapat didasarkan pada konsep-konsep fungsi upacara dan status penghargaan; bagi orang lain pertanyaan dapat ditentukan pada kurang lebih praktis dan teoritis dasar-dasar tentang bagaimana banyak murid yang bisa ditampung di ruang yang tersedia.
Tradisi dari institusi mungkin sendiri secara implisit mengarah ke posisi hanya pemberian gelar pada upacara. Jika lembaga memiliki sejarah panjang dari tingkat-tingkat Tentu saja, dengan hanya sejumlah kecil non-gelar penghargaan, yang terakhir mungkin dibuat hanya untuk siswa yang belum berhasil menyelesaikan gelar awalnya sedang dipelajari. Lembaga-lembaga seperti itu mungkin tidak sadar akan mengenai ini 'fallback' penghargaan sebagai hadiah hiburan bagi siswa yang telah gagal, yang karenanya tidak mempunyai tempat di sebuah upacara penghargaan. Posisi mungkin lebih sulit untuk mempertahankan sebagai penghargaan lebarnya dan jenis pernah menjadi lebih kompleks. Namun, lembaga-lembaga dapat menemukan sendiri membela keputusan mereka untuk memiliki 'derajat upacara' alasan tersebut padahal sebenarnya mereka sedang didorong untuk itu atas dasar ukuran potensi upacara: kebijakan tidak termasuk non-gelar penghargaan didorong oleh sebuah keinginan untuk menjaga upacara diatur daripada pertanyaan prinsip.
Jika, di sisi lain, lembaga memiliki latar belakang yang lebih luas kursus, dengan penekanan kuat pada sertifikat, diploma dan gelar lainnya yang tidak bekerja, tradisi ini akan lebih cenderung mengarah pada upacara di mana institusi penghargaan di semua tingkat berunding. Sampai batas tertentu mungkin ini dipengaruhi oleh posisi di mana setiap derajat yang diberikan adalah yang disahkan oleh badan-badan di luar: jika lembaga seperti itu yang ingin merayakan keberhasilannya sendiri akan ……
cenderung telah mengembangkan peran yang lebih luas untuk upacara, sehingga berbasis lokal sertifikat dan diploma dapat disajikan dalam menunjukkan kebanggaan lokal.
Lembaga menemukan dirinya dalam posisi surat akan, di era yang sangat meningkatkan tingkat partisipasi, menemukan dirinya terpaksa sepanjang treadmill yang semakin kompleks dan berbagai penghargaan upacara.
Memisahkan non-gelar penghargaan kepada upacara yang berbeda bukanlah jawaban. Jika lembaga itu akan memiliki 'gelar upacara' dan 'upacara penghargaan lain, itu adalah tabungan jangka sangat sedikit kompleksitas pengelolaan mereka: mungkin juga telah mereka dalam satu utama dalam kasus tersebut.
Tidak ada jawaban yang benar dan yang salah untuk pertanyaan ini. Mereka yang telah 'hanya gelar' upacara akan dikritik sebagai elitis oleh mereka yang memiliki 'komprehensif' upacara dan pada gilirannya mereka akan dikritik sebagai mempunyai upacara-upacara yang terlihat seperti sekolah menengah hadiah hari oleh mantan (tidak ada yang salah dengan hadiah hari dalam konteks yang tepat; pertanyaannya adalah apakah sebuah upacara penghargaan konteks yang tepat). Intinya adalah penting, karena krusial mempengaruhi ukuran dan frekuensi upacara. Setiap lembaga harus menentukan posisinya, pada alasan pragmatis serta pada titik prinsip, dan harus bersedia dan mampu mempertahankannya karena cocok.

5,8 Dapatkah Anda menganugerahkan penghargaan anumerta?

Pertanyaan tentang penghargaan anumerta sering kesal, sehingga mungkin berguna untuk menutupi itu dalam beberapa rinci di sini. Titik pertama adalah untuk memperjelas perbedaan antara yang aegrotats, dan tidak semua aegrotat penghargaan anumerta; beberapa penghargaan mungkin baik anumerta dan aegrotat:
• anumerta penghargaan adalah yang diberikan pada mahasiswa yang telah meninggal;
• Aegrotat penghargaan adalah mereka didasarkan pada bukti-bukti khusus saat penilaian normal belum mungkin untuk alasan medis.
Ada yang berbeda sudut pandang hukum apakah mungkin untuk membuat penghargaan anumerta. Salah satu pandangan adalah bahwa, bahkan jika semua ujian telah berlalu, tidak mungkin untuk menganugerahkan penghargaan anumerta karena untuk melakukannya membutuhkan keberadaan orang pada siapa yang harus berunding itu; sekali seseorang mati, orang itu tidak ada lagi secara hukum dan dapat, karena itu, tidak menerima lebih lanjut kutipan dari apa pun. Perlu dicatat bahwa pandangan ini tidak didasarkan pada pertanyaan apapun universitas kekuasaan, tetapi kemungkinan hukum melakukan sesuatu bagi atau untuk orang yang sudah meninggal.
Rupanya tidak ada perbandingan yang bisa ditarik dengan pemberian medali dan gelar kehormatan anumerta, karena yang terakhir discretionary atau diperoleh sebagai berkat mencapai standar tertentu atau melakukan tindakan tertentu. Ini adalah argumen yang agak halus. Juga tidak ada turun-temurun yang sejajar dengan judul: akademik penghargaan yang khusus untuk orang selama hidup mereka, dan penghargaan dan pemenuhan persyaratan mereka mati bersama mereka.
Pandangan alternatif adalah bahwa, terlepas dari apakah itu bermakna untuk mencoba untuk menganugerahkan penghargaan pada mahasiswa yang sudah mati, tidak ada orang yang benar-benar kehilangan apa-apa oleh undang-undang, dan ada cukup alasan untuk mengkonfirmasi kasihan kepada keluarga siswa tingkat pencapaian apa mahasiswa telah tercapai. Karena tidak ada kerusakan yang dapat dilakukan untuk setiap orang oleh tindakan semacam itu, tidak ada risiko tantangan hukum, dan lembaga pendidikan yang mungkin juga melakukannya jika dia bermaksud untuk.
Ada pertanyaan akademis yang harus dipertimbangkan saat menentukan apakah sebuah penghargaan anumerta dapat dibuat. Kebanyakan institusi akan setuju bahwa sebuah penghargaan anumerta dapat dipertimbangkan untuk kematian seorang mahasiswa yang telah terjadi setelah semua penilaian telah dilakukan: misalnya, jika kematian terjadi antara rapat dewan penguji dan tanggal conferral. Jika penilaian telah dibuat tetapi dewan penguji belum dipenuhi, maka lembaga harus memastikan bahwa penilaian tersebut sudah ditandai dengan cara biasa jika ia akan mempertimbangkan penghargaan anumerta. Jika memungkinkan sebuah lembaga conferral dari aegrotat penghargaan (kegagalan untuk menyelesaikan karena sakit), tampaknya tidak ada alasan untuk tidak akademis mempertimbangkan penghargaan anumerta (kegagalan untuk menyelesaikan karena mati), mungkin kelihatannya kasar untuk menganggap kematian hanya sebagai bentuk penyakit parah, tapi pertanyaan-pertanyaan akademis adalah sama.
Jika sebuah lembaga yang akan membuat aegrotat atau penghargaan anumerta ii adalah yang terbaik untuk memperlakukan semua proses yang persis sama seperti itu akan bagi siswa lain. Di atas semua itu, lembaga harus menahan godaan untuk membuat anumerta atau aegrotat penghargaan pada dasar penyayang. Standar dari lembaga penghargaan harus dapat dipertahankan bahkan di mana almarhum diberikan pada siswa; untuk melakukan sebaliknya confsrred mengurangi nilai penghargaan pada siswa yang meninggal, adalah menggurui kepada kerabat mahasiswa dan tidak merugikan besar lembaga.
Meskipun mereka memiliki sejarah yang lebih panjang daripada anumerta penghargaan, penghargaan aegrotat belum tersedia secara universal, di beberapa institusi kinerja yang buruk dalam subjek kunci hanya bisa berarti bahwa kursus telah gagal; jika tidak ada ketentuan untuk menolak (juga fitur tradisional ) seluruh siswa masa studi Karena itu sia-sia.

5,9 Apa penghargaan bisa dibuat?
Tidak ada perundang-undangan tentang suatu lembaga yang dapat membuat penghargaan; BA, BSc, LLM dll Setiap institusi dapat membuat sendiri penghargaan, walaupun profesional dan (antar) konsistensi nasional perlu dihormati. Hal ini kadang-kadang dapat menimbulkan konflik jika ada kecenderungan nasional sebuah penunjukan yang tidak tercakup oleh institusi konvensi sendiri: ada dapat memperkenalkan internal kebencian terhadap penghargaan baru hanya karena orang lain melakukannya, apa yang beberapa manajer sebut sebagai 'ikut-ikutan -isme '. Namun, kegagalan untuk melakukan hal ini dapat mengakibatkan para lulusan tidak dianggap memiliki up-to-date-kualifikasi. Kadang sebutan baru diperkenalkan dengan sengaja (misalnya MBA, DClinPsych), orang lain berkembang secara alami (BSc, Beng).

Hal ini mungkin bijaksana untuk memiliki terlalu banyak penghargaan yang berbeda, terutama jika hal itu hanya mengulangi informasi yang terkandung dalam judul program studi (BPsy, Beng, Bécon, BHist, Blang, BSoc, BChem, BMath, dll), kecuali ada profesional khusus perlu: sekali lembaga pendidikan yang telah mulai menyusuri jalan ini ia akan menemukan dirinya terpaksa untuk menambah lebih banyak karena setiap disiplin mengharapkan hak yang sama untuk gelar penghargaan khusus.

5,10 apa peran brosur untuk upacara?

Pada pandangan pertama mungkin kelihatannya masalah yang tidak penting apa status dari nama brosur dicetak dan diterbitkan untuk sebuah upacara penghargaan. Namun, penting bahwa suatu lembaga memutuskan untuk adalah tujuan sendiri apa statusnya adalah, seperti cara mempengaruhi catatan yang disimpan.

Jika upacara adalah 'conferral' upacara, penting bahwa ada satu catatan ambigu yang telah dianugerahkan penghargaan di sana. Hal ini hampir tidak bisa dihindari, tidak peduli seberapa baik mengelola pengaturan, bahwa cepat atau lambat akan timbul perbedaan antara apa yang di brosur dan apa yang terjadi pada upacara: mungkin ada salah cetak di brosur, nama mungkin perlu ditambahkan , nama mungkin perlu menghapus, klasifikasi mungkin telah berubah setelah banding, dll presenter dapat juga membuat kesalahan ketika membaca rinciannya, memberikan judul program studi yang salah atau klasifikasi. Koreksi ke brosur dapat dilakukan secara lisan oleh presenter sebagai dan bila perlu dalam upacara, atau dapat dilakukan dengan menerbitkan daftar tambahan lampiran dan corrigenda.

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang versi yang 'benar': yang versi cetak atau versi dibacakan. Jika argumen adalah bahwa brosur yang definitif kecuali dikoreksi oleh masa sekarang, apa status slip disengaja yang dibuat oleh masa sekarang? Jika suatu kursus yang disebutkan dalam brosur sebagai 'studi teknik' adalah dikoreksi oleh presenter untuk 'teknik ilmu pengetahuan', dan itu sudah cukup untuk melegitimasi perubahan, apakah itu berarti bahwa jika presenter salah membaca brosur yang benar masuknya 'teknik fisika, sebagai jika kata 'fisika lingkungan', mahasiswa sebenarnya memiliki gelar dalam yang kedua? Di sisi lain, jika kesalahan ditemukan dalam brosur setelah upacara, sehingga tidak dikoreksi oleh presenter, apa penghargaan dari judul program studi mempunyai mahasiswa mendapatkan: apa kata brosur atau apa dewan penguji memutuskan?

Jawaban teka-teki ini mungkin terdengar jelas, tetapi pada dasarnya adalah sebuah fudge. Lembaga jarang mengumumkan koreksi ke brosur di tengah-tengah upacara, karena akan terlalu memalukan, tetapi mereka harus melakukannya jika mereka menganggap brosur sebagai catatan resmi. Sikap untuk unspotted kesalahan juga sering fudge: jika seorang mahasiswa yang sengaja diberikan gelar dengan klasifikasi lebih rendah daripada seharusnya, lembaga biasanya melakukan hal yang terhormat dan reconfers itu (dengan kursi tindakan - lihat bagian 5.2 (a)), penerbitan kembali sertifikat dengan permintaan maaf. Jika mahasiswa tidak sengaja diberikan gelar dengan klasifikasi yang lebih tinggi daripada yang seharusnya, banyak institusi tidak dikeluarkan merebut kembali penghargaan, karena akan terlalu sulit untuk menghadapi tantangan-tantangan hukum tentang legitimasi keliru asli penghargaan; lembaga yang bijaksana akan memberitahukan kesalahan mahasiswa dan mengundang siswa untuk mengembalikan sertifikat yang beruang yang salah penghargaan yang lebih tinggi, dan menyarankan kepadanya bahwa sebuah usaha untuk mengklaim klasifikasi yang lebih tinggi tidak akan didukung oleh tanda-tanda di transkrip.

Oleh karena itu, bijaksana untuk para administrator dari upacara untuk menyimpan salinan file dari brosur jelas ditandai dengan perubahan-perubahan dan kesalahan, baik dalam teks atau dibuat oleh presenter pada hari, sehingga ada catatan jika kemungkinan tantangan atau banding. Hal ini harus dilengkapi dengan daftar akhir-akhir tambahan yang dibacakan pada upacara.

Jika upacara ini hanya sebuah perayaan itu jauh lebih mudah. ada kurang tekanan untuk brosur untuk menjadi definitif menyalin, tidak bertindak sebagai sumber catatan resmi dari apa yang dianugerahkan, karena yang diselenggarakan di dewan penguji (sebagaimana telah diubah dengan semua perubahan); juga tidak ada kebutuhan brosur tambahan atau perlu cemas tentang status misreadings apapun yang dibuat pada upacara.

Salah satu perdebatan kadang-kadang pertanyaan adalah apakah brosur harus mencakup penyebutan kehormatan siswa Klasifikasi: beberapa menganggap ini sebagai masalah yang sangat penting; orang lain menganggapnya sebagai kebetulan semata-mata untuk penghargaan dan merasa bahwa itu adalah merek elitis untuk seorang mahasiswa sebagai 'lebih baik' daripada yang lain dalam publikasi semacam ini.

5,11 Apa peran gaun akademik?

Gaun formal akademik dapat menjadi masalah besar kebanggaan institusional, dan dari banyak kesalahpahaman. Originally akademik gaun itu ada yang istimewa: yaitu untuk mengatakan, itu merupakan bagian dari tradisi abad pertengahan yang kaya memiliki cara berpakaian yang ditetapkan untuk setiap profesi atau pekerjaan. Asal usul pakaian akademik modern terletak pada kostum ulama abad pertengahan, yang menjelaskan tudung menutup kepala-seperti yang digunakan di sebagian besar jubah, dan kesamaan rektor 'dan wakil rektor' jubah kepada mereka dari Tuhan Kanselir di House of Lords. Seperti ulama gaun, gaun akademik awalnya dipakai tertutup di bagian depan, seperti yang masih terjadi di beberapa lembaga di Eropa.

Sekitar abad keenam belas, sebagai pakaian laki-laki menjadi lebih pernyataan mode, muncul kebiasaan memakai jubah yang terbuka di bagian depan sehingga lebih kaya hiasan pakaian di bawah mereka dapat dilihat. Penambahan kode warna-lapisan dan fasilitasnya, untuk mengidentifikasi status pemakainya dan kesetiaan, diikuti tak lama kemudian. Sebagai universitas menjadi lebih seculer, link dengan gaun gerejawi menjadi lemah. Dalam konteks ini tidak sangat mengejutkan bahwa sebuah perbedaan besar muncul praktek, tetapi juga harus jelas bahwa tidak ada 'peran' seperti apa bentuk tertentu gaun untuk penghargaan tertentu atau institusi seharusnya. Hal ini, pada akhirnya, masalah bagi setiap institusi untuk memutuskan. Banyak institusi mengadopsi satu penuh warna semua penghargaan mereka, dan menunjukkan gradasi dari tingkat sub-kata untuk doktor dengan meningkatkan proporsi atau menonjol dari salah satu warna; lain yang memiliki warna yang berbeda untuk mata pelajaran yang berbeda, beberapa memiliki gaun berhias bulu binatang atau kerudung penghargaan tertentu. Lingkup untuk perbedaan sangat besar.

Apakah elitis untuk memakai 'seragam'? Gaun akademis tidak terus berpacu dengan perubahan dalam kebiasaan berpakaian di luar akademis. Hal ini mengakibatkan beberapa orang menganggap mengenakan gaun akademik sebagai bukti dari elitisme. Intrinsik tidak ada alasan mengapa hal ini harus demikian, ada lebih dari mengenakan seragam lain adalah elitis. Pakaian formal berseragam banyak layanan, seperti menyusui, hanyalah sebuah tradisi yang didasarkan pada kebutuhan untuk pakaian fungsional yang sesuai untuk pelaksanaan tugas yang efisien, dan untuk menunjukkan kesetiaan Anda, pada dasarnya itu tidak lebih elitis daripada memakai strip Anda klub olahraga setempat.

Apakah tidak elitis untuk memberikan gaun akademik ijazah / sertifikat? Area di mana terdapat perbedaan pendapat tertentu yang dapat lebih adil dituduh menjadi elitis adalah setiap keputusan untuk tidak mengizinkan mengenakan gaun akademik kepada mahasiswa dengan penghargaan yang tidak derajat. Hal ini biasanya terkait erat dengan keputusan apakah akan hadir lembaga penghargaan seperti itu di dalam upacara-upacara (lihat bagian 5,7 di atas). Seperti halnya dengan gaun akademik itu sendiri, tidak ada yang salah atau jawaban yang tepat untuk hal ini: jika sebuah lembaga ingin mengidentifikasi dan memungkinkan mengenakan gaun akademik untuk sertifikat dan diploma itu setiap untuk melakukannya.

Mendapatkan keseimbangan yang benar antara 'elitisme' dan 'pengakuan terhadap prestasi' tidak selalu mudah. Hal ini tidak diketahui selama setengah dari siswa di kursus yang akan tersinggung karena tentu saja mereka tidak memenuhi syarat akademik mereka mengenakan pakaian, dan kemudian, ketika hak ditambahkan, setengah lagi menjadi tersinggung karena mereka harus mengenakan 'elitis' jubah. Pada akhirnya hanya lembaga harus memutuskan untuk dirinya sendiri, dan, jika perlu, mempersiapkan bantahan dari tuduhan elitisme dari beberapa kalangan.

5. 12 Pengisian untuk kehadiran

Kebijakan pengisian untuk upacara penghargaan sangat bervariasi. Beberapa hal yang mungkin dikenakan adalah:

• Penonton: beberapa biaya untuk menghadiri, beberapa biaya untuk tidak hadir.

• Buffet: beberapa menyediakan prasmanan gratis untuk graduand dan semua tamu, sebagian biaya untuk para tamu saja, beberapa menyediakan prasmanan gratis untuk sarjana dan dua tamu pertama saja, beberapa tidak menyediakan prasmanan sama sekali.

• Tamu tiket: ada yang membuat tuduhan tidak hadir sama sekali, beberapa biaya untuk semua guast tiket, beberapa hanya untuk tiket tambahan di atas minimal normal (biasanya dua).

• Brosur: beberapa isu brosur gratis untuk semua yang hadir, beberapa mengeluarkan program dasar gratis tetapi biaya untuk brosur mengilap dengan nama lengkap dan souvenir artikel.

The permutasi di atas banyak, dan tidak ada praktik standar sama sekali. Upacara penghargaan tidak murah untuk mengatur dan lari, tetapi para siswa yang telah membayar jumlah besar untuk mengikuti kursus mereka mungkin sangat kesal jika elemen terakhir tidak termasuk dalam apa yang telah mereka dibayar. Kehadiran itu sendiri dan bertindak secara intrinsik mahal, dengan menyewa jubah, transportasi, hotel, dll; untuk menambahkan biaya untuk benar-benar datang tampaknya beberapa tindakan yang tidak baik kepada orang-orang yang telah memajukan lembaga baik. Pada akhirnya, lembaga harus memutuskan sendiri keseimbangan antara pemulihan biaya dan public relations, tidak ada jawaban benar atau wronr.

5,13 Penghargaan dibuat secara in absentia

Sebagian besar (tetapi tidak semua) izin lembaga siswa untuk menerima penghargaan tanpa menghadiri upacara, atau untuk berunding secara in absentia, sebagai frase bahasa Latin digunakan. Jika upacara ini adalah suatu 'perayaan' daripada sebuah 'conferral' uncontentious ini, dan mungkin sama sekali tidak relevan. Mahasiswa di lembaga-lembaga yang tidak hanya mendefinisikan upacara mereka sebagai tindakan conferral, tetapi juga menolak untuk memberikan penghargaan secara in absentia, pada dasarnya tidak pernah lulus jika mereka tidak hadir.

Beberapa institusi retribusi tuduhan karena tidak datang; kebanyakan tidak seperti yang mereka melihatnya sebagai cara untuk mengurangi tekanan pada upacara itu sendiri.

Meskipun beberapa lembaga membuat siswa berlaku secara resmi jika mereka ingin menerima penghargaan secara in absentia, banyak mengasumsikan bahwa kegagalan untuk merespon undangan, atau kegagalan muncul pada hari, berarti bahwa keinginan siswa untuk menerima penghargaan secara in absentia; yang alternatif akan tunduk mereka ke upacara berikutnya, yang akan menambah kompleksitas pada administrasi, nama membawa maju dari tahun ke tahun sampai mereka diarsipkan secara resmi sebagai 'unconferred'.

Mereka cara penghargaan secara in absentia diakui dalam persidangan dapat bervariasi. Pada tahap tertentu adalah bijaksana (meskipun mungkin tidak secara hukum diperlukan) untuk pengumuman dibuat untuk efek bahwa 'penghargaan juga dianugerahkan pada orang-orang yang disebutkan dalam urutan proses tetapi tidak hadir'. Mungkin ini yang terbaik untuk tidak hanya mengandalkan pada catatan di brosur efek ini (meskipun mungkin cukup jika brosur didefinisikan sebagai catatan otoritatif - lihat bagian 5.10). Sebuah pengumuman pada akhir upacara harus memadai: tidak perlu untuk membuat pengumuman setelah setiap kursus.

Jika siswa membutuhkan sebuah lembaga formal untuk membuat aplikasi untuk penghargaan in absentia ini dapat membuang dengan pengumuman di atas jika tanda di brosur (dan mengumumkan) setiap penghargaan yang dibuat secara in absentia. Namun, hal itu harus sangat berhati-hati bagaimana menangani kasus siswa yang memesan tempat pada suatu upacara, tapi (karena alasan apapun) gagal tiba pada waktunya. Jika lembaga kemudian membuat penghargaan secara in absentia itu melemahkan kebutuhannya untuk aplikasi formal, jika tidak, hal itu mungkin menemukan sendiri perlu untuk membuat pengumuman pada akhir proses perakitan menginformasikan tentang penghargaan apa pun di brosur yang sekarang tidak pernah diberikan setelah semua hal ini bisa sangat kacau.

5,14 Siapa yang dapat melarang orang masuk ke dalam upacara?

Cara mereka sebuah institusi memperlakukan orang-orang datang terlambat untuk upacara ini erat kaitannya dengan cara yang memperlakukan penghargaan secara in absentia (lihat bagian 5,13). beberapa lembaga berhenti masuk 15 menit sebelum mulai sehingga pembaca dapat memiliki daftar yang akurat dari mereka yang hadir; lain memberikan daftar pembaca semua yang dimaksudkan untuk datang, yang berarti pada satu perlu khawatir datang terlambat yang perlu ditambahkan ke pembaca salinan (kecuali untuk beberapa alasan mereka juga tidak dalam brosur).

Lembaga seharusnya tidak mengizinkan siswa dalam jika penghargaan mereka sedang ditahan untuk non-pembayaran: ini hanya dapat mengarah pada adegan memalukan. Terserah kepada masing-masing lembaga apakah ingin mempertahankan hak untuk mengubah diri siswa di depan pintu jika mereka berpakaian tidak benar, beberapa lembaga memiliki kriteria yang sangat ketat ini, yang lain tidak mempunyai peraturan sama sekali (walaupun untungnya beberapa siswa telah menguji seberapa sejauh ini didorong untuk berpakaian rapi (apapun ditentukan); pada upacara perayaan dan lembaga mungkin jatuh dapat lebih santai.

5,15 Siapa yang melakukan upacara?

Ada sedikit produsen yang mengatur persyaratan formal pada upacara. Biasanya akan ada pembatasan atau persyaratan yang berkaitan yang perlu berada di sana untuk mewujudkan conferral (lihat bagian 5.2 (a)), tapi selain itu itu benar-benar sampai ke lembaga-lembaga untuk memutuskan siapa yang melakukan apa dalam upacara itu sendiri.

Membacakan nama-nama. Beberapa lembaga mempunyai individu dengan baik terutama proyeksi suara yang akan membacakan setiap nama; beberapa lembaga mengundang setiap Dean untuk membacakan nama-nama semua mahasiswa di fakultas; beberapa menggunakan guru yang bertanggung jawab atas kursus yang bersangkutan untuk membacakan nama-nama untuk setiap kursus. Bahkan mungkin petugas akademik atau administrator. Asalkan nama-nama yang dibacakan secara kompeten dan jelas pilihan orang tidak masalah.

Menganugerahkan penghargaan. Banyak lembaga termasuk tindakan fisik yang melambangkan saat conferral. Ini adalah peninggalan dari 'penumpangan tangan' yang tersirat dalam upacara keagamaan seperti yang dijelaskan dalam bagian 5.1. di zaman modern tindakan yang paling umum adalah jabat tangan sederhana; ini dapat diberikan oleh petugas bertugas (misalnya, wakil kanselir), atau dapat menjadi dekan fakultas (dengan asumsi bahwa dekan tidak sibuk membaca nama-nama keluar ). Beberapa institusi dengan sejarah panjang telah mengembangkan ritual lokal dengan sedikit jelas fungsi: ucapan kata-kata tertentu, menyentuh barang-barang tertentu pakaian, disentuh oleh rektor topi dan sebagainya ini tidak memiliki fungsi hukum, tetapi tidak membahayakan kecuali kepada mereka yang akan mengurangi semua upacara dengan struktur formal: sedikit imajinasi bukan hal yang buruk dalam situasi seperti ini, dan kebanyakan ritual memiliki dasar yang sangat tipis jika dianalisis terlalu dekat. Tidak ada tindakan fisik benar-benar diperlukan, tetapi sebagai simbol transisi dari 'graduand' untuk 'lulus' itu bisa menjadi sangat efektif sebuah titik diidentifikasi dalam upacara.

Perawatan harus diambil untuk tidak memerlukan unsur-unsur yang lebih misterius jika mereka akan bertentangan dengan etika atau agama siswa keyakinan: beberapa siswa mungkin akan dilarang oleh keyakinan mereka dari menyentuh orang lain, atau dari mengkonfirmasi setia kepada ajaran-ajaran atau agama tertentu. Paling tidak, lembaga pendidikan harus memberitahu murid-murid dari praktek-praktek tersebut dan menawarkan mereka sebuah rumusan alternatif.

5,16 bagimana cara Anda memegang upacara?

Lembaga-lembaga tidak punya banyak pilihan tentang lokasi upacara. Sampai batas tertentu pilihan (jika ada) dapat diatur oleh keputusan lembaga untuk gaya dan fungsi upacara.

a) Katedral

Tempat yang sangat umum adalah katedral lokal ini mungkin sebuah peninggalan dari asal-usul gerejawi upacara, tetapi sekarang terutama digunakan karena merupakan tempat yang sangat menarik bagi siswa dan orang tua, dan mungkin memiliki kapasitas besar yang bermanfaat. Di Britania Raya ini akan cenderung menjadi seorang Kristen katedral, tetapi (mungkin untuk kejutan dari beberapa) ada tampaknya sangat sedikit keberatan dari mahasiswa non-Kristen untuk menghadiri tempat-tempat ini: mungkin mereka menampakkan diri pemesanan dengan tidak adanya, bukan oleh keluhan. Biasanya ada sedikit bahwa suatu lembaga dapat melakukan hal ini jika tidak ada alternatif akomodasi.

Ada lebih cenderung menjadi masalah bagi katedral ketika, di saat-saat cepat meningkatkan partisipasi siswa, jumlah upacara juga meningkat dan katedral merasa sangat sulit untuk membuat blok pemesanan selama satu minggu atau lebih. Mungkin juga ada pembatasan pada saat katedral akan tersedia pada tahun, dan beberapa dari mereka enggan untuk menjadi ditutup pada apa yang dapat menjadi waktu puncak bagi wisatawan atau festival keagamaan. Bahkan jika kendala tersebut dapat diatasi, institusi harus tetap berharap akan diminta untuk bekerja di sekitar praktik reguler katedral dalam hal layanan: biasanya melibatkan penjaminan ini sudah selesai dengan waktu tertentu di sore hari. Pada kasus yang jarang katedral mungkin tidak tersedia pada waktu diperlukan.

Meskipun katedral mungkin telah dirancang untuk massa yang hadir pada upacara keagamaan, mereka tidak selalu fleksibel untuk kebutuhan upacara penghargaan. Mungkin ada organ yang sangat baik untuk memutar musik untuk prosesi, tapi akustik untuk bicara tidak selalu baik., Yang bangunan dapat dingin (yang kadang-kadang fitur yang positif untuk upacara musim panas), pilar-pilar dapat menghalangi pandangan bagi banyak orang hadir dan tempat duduk mungkin perlu mengatur setiap pagi dan dibongkar setiap sore jika ada kegiatan malam dengan kebutuhan yang berbeda.

Last but not least, lembaga-lembaga pendidikan tinggi tidak selalu dibangun dekat katedral, sehingga pengaturan rumit mungkin diperlukan untuk mengangkut mahasiswa, staf dan tamu antara katedral dan lembaga pendidikan.

b) Civic ruang

Civic aula besar berbagi beberapa kelemahan katedral, dan meskipun mereka mungkin memiliki pemanas lebih baik daripada beberapa katedral, mereka juga cenderung lebih mahal untuk menyewa. Mereka memiliki kecenderungan yang lebih besar akan tersedia jika ada kesempatan yang menguntungkan jangka panjang pemesanan. Jika ruang adalah ruang konser akustik mungkin lebih baik, tetapi tempat duduk cenderung untuk tidak kondusif bagi siswa pengolahan mudah ke panggung dan kembali untuk conferral mereka.

c) Kelembagaan ruang

Beberapa institusi cukup beruntung untuk memiliki aula besar mereka sendiri. Jika ini cukup besar, dan cukup cerdas, mereka menawarkan keuntungan signifikan atas menyewa ruang eksternal: mereka menambah rasa hebat kehangatan dan kebanggaan lokal, dan logistik untuk lulus dan tamu yang sangat disederhanakan. Penebangan diperoleh dengan pergi langsung dari upacara stroberi dan krim di halaman luar jauh lebih baik daripada yang diperoleh dari yang diangkut oleh armada f bus dari fasilitas untuk prosesi besar seperti musik sebagai katedral dan ruang sipil kecuali mereka juga telah dilengkapi sebagai ruang konser, dan penggunaan ruang permainan mungkin sebaiknya dihindari jika yang normal, penggunaan rutin tidak dapat secara efektif disamarkan.

5.17 Jumlah upacara

Jumlah upacara adalah masalah pilihan lokal, dan merupakan fungsi dari ukuran kamar yang tersedia dan waktu yang tersedia; dalam faktor-faktor ini banyak institusi hanya mempunyai sedikit pilihan. Pilihan ini hanya efektif antara memiliki banyak upacara kecil dan memiliki lebih sedikit tetapi upacara lebih besar. Setelah beberapa upacara besar lebih demending pada stamina dari para administrator, tetapi memiliki banyak upacara yang lebih kecil dapat menjadi sangat membosankan jika staf pendukung yang sama terlibat dalam semua, belum lagi jika wakil rektor atau kepala sekolah harus memberikan pidato yang sama di masing-masing.

5,18 Tamu

Terlepas dari fungsi conferral konstitusional mereka, tujuan utama dari upacara penghargaan adalah untuk melengkapi siswa studi di cara yang menyenangkan bagi para lulusan dan kerabat dan teman-teman mereka. Pilihan tempat, dan keputusan untuk jumlah upacara, dapat berdampak pada jumlah kursi kosong tersisa untuk tamu. Jika salah satu fungsi utama dari upacara ini untuk memberi penghargaan atas lulus dengan mengadakan upacara yang indah, dapat dirusak jika ada pembatasan ketat pada jumlah tamu yang dapat hadir. Hal ini terutama terjadi jika mahasiswa dari negara lain, di mana sangat umum bagi keluarga siswa untuk ingin untuk datang ke upacara yang cukup besar dalam angka-orang tua, anak-anak, kakek-nenek, bibi, paman, dll jika lembaga memiliki sedikit kendala pada jumlah upacara, hal itu mungkin ingin mempertimbangkan jumlah tamu tiket yang akan dibuat tersedia dengan memiliki sejumlah besar upacara. Tiket untuk membatasi tamu hanya dua per lulus mungkin sangat keras bagi siswa dewasa, yang bisa memilih antara membawa pasangan mereka dan anak-anak atau orang tua mereka,

5,19 Siapa yang harus mengikuti prosesi?

Jika akan ada upacara, lembaga pendidikan biasanya memiliki semacam tindakan untuk membukanya: ini biasanya akan menjadi sebuah prosesi dari beberapa macam, meskipun ini tidak berarti bahwa hal itu harus sangat formal. Jika lembaga memiliki gada ini adalah saat yang baik untuk menggunakannya: ia harus pergi di depan kedua prosesi masuk dan pada pergi, karena sejarah itu memiliki potensi fungsi cara membersihkan tubuh menghalangi.

Jika upacara diadakan di balai warga negara mungkin dewan berharap kewarganegaraan memproses pembawa gada juga: menentukan konvensi lokal yang harus mendahului yang lain, tergantung antara lain pada persepsi yang merupakan tuan rumah dan siapa tamu. Dalam beberapa kasus mungkin ada pejabat sipil lainnya, seperti beadles atau pedang pembawa; kehadiran ini tergantung pada apakah walikota hadir.

Jika upacara ini di katedral mungkin ada keinginan pada bagian katedral untuk verger atau petugas lain untuk memimpin prosesi. Seringkali hal ini hanya sejauh pintu katedral, meskipun peraturan lokal berbeda.

Prosesi utama biasanya akan terdiri dari petugas akademik senior dari lembaga (rektor, wakil kanselir, dll), dan berbagai pilihan staf akademik. Jika ada lebih dari pada upacara tersebut, staf akademik akan sering menjadi orang-orang yang terlibat erat dengan kursus yang sedang berunding penghargaan. Adat dan praktek bervariasi untuk urutan relatif orang-orang dalam prosesi: proses mendaki beberapa senioritas (kanselir di bagian belakang), beberapa adalah menurun senioritas (kanselir di depan). Biasanya urutan dibalik ketika meninggalkan, meskipun hal ini mungkin didasarkan pada kemudahan orang-orang lapisan atas, bukan pada teori tertentu diutamakan.

Hanya sebuah catatan tentang apa yang merupakan gada: pada hari pertempuran pribadi lapis baja, uskup tidak diizinkan untuk menggunakan pedang sejak yang mungkin melanggar sumpah apapun untuk tidak menumpahkan darah - crushing dan maiming muncul lebih dapat diterima, walaupun sama-sama fatal. Seperti Maces ini bergabung dengan pedang dalam upacara digunakan, asli paku itu dicabut dan gagang menjadi lebih hias. Hasilnya adalah bahwa dalam rangka untuk menjaga keseimbangan, pembawa cenderung untuk membawa mereka dengan akhir yang berat (sebelumnya pegangan) di salah satu bahunya dan akhirnya mudah (sebelumnya akhir fungsional) di bagian bawah. Maces datang dalam berbagai panjang: mereka yang lebih panjang dan lebih tipis yang tidak terlalu besar dengan menangani lebih baik disebut sebagai 'mencegah', meninggalkan 'pala' untuk menggambarkan mereka yang lebih pendek dengan pegangan bulkier.

5,20 Apa peran lulusan Kehormatan dan beasiswa?

Kehormatan penghargaan yang dibuat ketika sebuah institusi ingin untuk mengenali orang-orang yang dicatat dengan menyarankan bahwa prestasi mereka adalah suatu standar setara dengan yang dari lembaga penghargaan. Jika prestasi tidak dalam bidang akademis, lembaga juga dapat memberi beasiswa atau kehidupan keanggotaan: ini adalah biasanya 'untuk layanan kepada lembaga', meskipun gelar master kehormatan juga sering digunakan untuk tujuan ini.

Berbeda pada praktek-praktek yang mungkin dapat dipertimbangkan untuk penghargaan kehormatan. Beberapa institusi membatasi kehormatan mereka penghargaan kepada mereka yang telah memiliki hubungan dengan lembaga itu sendiri; orang lain merasa bahwa mereka dapat memberikan penghargaan kepada lokal, nasional dan tokoh internasional. Dalam beberapa kasus ini dapat digunakan sarana publikasi lembaga, terutama jika penghargaan ini dibuat untuk seorang tokoh terkemuka dalam disiplin di mana lembaga merasa memiliki kekuatan besar. Beberapa institusi melihat keuntungan dalam membuat penghargaan kepada selebriti untuk prestasi yang sedikit jika ada konten akademis tetapi mungkin tidak kurang sangat layak: kontribusi untuk amal, misalnya. Tidak ada alasan mengapa tidak boleh memilih untuk melakukannya jika mereka mau, meskipun ada risiko yang melekat pada penggunaan kekuatan ini secara berlebihan karena dapat mengurangi martabat penghargaan diri mereka sendiri dan dapat menyinggung perasaan penerima lain.

Ada sedikit jika ada yang mencakup kehormatan penghargaan, dan banyak poin yang dibuat di atas tentang penghargaan karenanya tidak berlaku. Tampaknya ada sedikit poin di coferring mereka secara anumerta tanpa membuka besar (dan menarik) bidang potensi penerima. Tentu saja mereka dapat coferred in absentia (misalnya, jika penerima sakit menit terakhir).

Ketika upacara penghargaan relatif kecil adalah Common urusan adalah untuk membuat satu atau lebih penghargaan pada setiap upacara. Pertumbuhan jumlah siswa dan upacara menyajikan tantangan ini: kalau lembaga terus membuat penghargaan pada setiap upacara itu dapat berjalan keluar dari penerima yang layak; jika tidak mungkin menghilangkan upacara panjang istirahat alami di tengah, yang dapat meringankan penonton dari apa yang dapat menjadi sangat tidak menarik resital nama.

Penghargaan kehormatan diberikan karena suatu alasan. Masuk akal untuk menginformasikan yang hadir apa alasannya ini. Ini harus dimasukkan dalam bentuk ringkasan dalam upacara brosur, tapi ini biasanya dilengkapi dengan lebih luas orasi atau pidato dari beberapa macam. Tidak peduli yang memberikan orasi: ia dapat menjadi wakil kanselir, atau siapa pun yang dicalonkan penerima, atau anggota staf yang memiliki proyeksi suara yang bagus. Beberapa institusi meminta penerima untuk membalas dengan pidato mereka sendiri; beberapa tidak. Itu bagus, namun, jika ada semacam tindakan simbolis untuk menyelesaikan conferral: penerima dapat mengenakan di publik jubah, atau dapat dipanggil dari tubuh penonton untuk mengambil tempat nya di platform partai. Lembaga pendidikan juga dapat mengambil kesempatan ini untuk suatu upacara penandatanganan buku kehormatan. Serta memiliki nilai seremonial, seperti bentuk buku catatan yang berguna penerima selama bertahun-tahun.

Satu pertanyaan yang sering ditanyakan oleh mereka yang menerima penghargaan kehormatan keprihatinan status mereka. Hal yang biasa belum lagi penghargaan kehormatan seseorang pada kop surat atau kartu mengunjungi; dalam biografi atau direktori mereka harus tercantum secara terpisah dan diidentifikasi. Mereka tentunya tidak dapat digunakan dalam cara yang menunjukkan bahwa mereka memiliki validitas akademis (misalnya, dalam aplikasi pekerjaan), jika tidak, mungkin ada tuduhan berikutnya menyesatkan pengusaha.

5,21 Sertifikat

Desain dan format sertifikat sangat banyak masalah selera lokal, mulai dari lembut ke mencolok. Satu-satunya titik masalah yang timbul adalah ketika ada perbedaan pendapat tentang nama siswa, atau, lebih sering, cara di mana nama disajikan. Ini adalah paling sering menjadi masalah dengan siswa dari negara-negara yang tidak menggunakan 'Inggris' urutan nama-nama: misalnya, yang mana nama keluarga yang terjadi terlebih dahulu (seperti dalam bahasa Cina), atau di mana ada bagian dari nama keluarga biasanya tidak digunakan seperti itu (seperti dalam bahasa Spanyol atau Icelandic).

Jika upacara adalah acara conferral, sangatlah penting bahwa nama yang ditampilkan dalam brosur memiliki format yang sama persis, ejaan dan ketertiban seperti di sertifikat, jika hal ini tidak memaksa atas, ada risiko masalah nanti jika verifikasi sertifikat diperlukan. Format nama harus diperiksa dengan siswa selama tahun terakhir mereka, untuk menghindari kesalahpahaman. Sama seperti umum adalah isu-isu yang timbul dari siswa yang namanya perubahan antara penghargaan dan conferral, biasanya sebagai hasil dari perkawinan. Jika lembaga keinginan, dapat menganugerahkan sertifikat di bawah nama baru dan menambahkan dukungan untuk membenarkan belakang bagaimana mahasiswa dikenal selama kursus.

Jika sertifikat pengganti ini akan diminta menunjukkan nama yang sudah menikah, atau nama diubah oleh perbuatan jajak pendapat, yang terbaik adalah meletakkan nama baru pada bagian utama sertifikat dukungan tambahan di bagian belakang menyatakan 'asli nama yang diberikan di bawah XYZ', dengan nama lengkap. beberapa lembaga lebih memilih untuk melakukan hal ini sebaliknya, menambahkan dukungan untuk bagian belakang sertifikat yang menyatakan bahwa "Orang yang ditampilkan di halaman sebelah sekarang dikenal sebagai XYZ '. Pada kesempatan belakang di mana pendekatan-pendekatan ini mungkin akan merasa tidak sensitif - misalnya, di mana mahasiswa belajar sebagai salah satu kehidupan seks dan satu dengan yang lain - adalah solusi terbaik untuk ulang sertifikat seperti di atas, dengan nama lengkap baru, tapi hanya memberikan inisial dalam pengesahan di bagian belakang bukan nama lengkap (yang bisa menyebabkan malu).

5,22 Siapa itu semua?

Harus diingat bahwa titik utama dari upacara ini para siswa dan tamu mereka, bukan untuk institusi. Namun, penting juga untuk psikologi kelembagaan untuk melihat keberhasilan berparade sebagai manusia, bukan sebagai nama dan bentuk. Ini dapat meningkatkan lembaga kepercayaan diri dan kesadaran perusahaan. Hal ini juga mungkin satu-satunya waktu ketika staf melihat semua siswa bahagia; hal ini sangat bermanfaat bagi orang-orang administrasi dan staf manajerial yang hanya bertemu dengan mahasiswa ketika mereka berada dalam kesulitan. Pada akhirnya, harus menjadi kesempatan tak terlupakan bagi semua yang hadir.