Jumat, 11 Desember 2009

QUANTUM LEARNING

Pada hari Kamis tanggal 03 Desember 2009, dalam mata kuliah Manajemen Peserta Didik, Bapak Amril membahas tentang “ Quantum Learning “.

Quantum learning

Pembahasan pertama, menjelaskan tentang kerangka pemikiran quantum learning yang terdiri dari : sikap positif, motivasi, cara belajar, lingkungan belajar, baca cepat, catatan efektif, teknik menulis, berpikir kreatif, dan teknik hapalan.

Bersikap positif yaitu kekuatan pikiran yang tidak terbatas, dengan menggunakan otak Einstein yang mempunyai dalil tentang otak untuk digunakan atau diabaikan.

Dalam menjalani kehidupan, manusia mempunyai rekor prestasi yaitu belajar sebagai kegiatan yang menyengangkan yang terdiri dari : pada usia 1 tahun kita belajar berjalan, pada usia 2 tahun kita mulai belajar berkomunikasi, setelah belajar berkomunikasi, pada usia 5 tahun kita sudah mengetahui 90 %kata dan pada usia 6 tahun kita belajar membaca kemudian pada usia 7 tahu keatas, belajar diniali menakutkan ???. Dalam sehari, seorang anak mendapatkan 460 komentar positif dan 75 komentar negatif.

Dalam diri manusia, terdiri berbagai macam kecerdasan yang meliputi : sastra ( linguistic ), logika ( matematika ), visual, kinestetik / gerak/ sensormotorik, musikal, interpersonal dan intrapersonal serta natural. Kecerdasan tersebut terdapat pada otak kita yang terdiri dari : batang otak ( inti hitam ), limbik ( lapisan merah) dan korteks (lapisan biru ).

Otak kita mengalami pertumbuhan karena adanya stimulus. Stimulus berupa kontak dengan lingkungan merupakan fungsi sensormotorik, sedangkan stimulus berupa bermain, meniru, dongeng, hal tersebut merupakan fungsi emosional-kognitif serta stimulus berupa pembelajaran merupakan fungsi kecerdasan lebih tinggi.

Selain mengalami pertumbuhan, otak kita terdiri dari otak kanan dan otak kiri. Otak kanan meliputi ; acak, tidak teratur, imajinasi berkembang, dan holistik (menyeluruh ). Dapat disimpulkan bahwa otak kanan bersifat divergen (menyebar) dan lateral ( meluas), sedangkan otak kiri meliputi : logis / logika, berurutan, linear, dan rasional ( punya alasan-alasan). Dapat disimpulkan bahwa otak kiri bersifat konvergen dan vertical.

Setelah menjelaskan tentang pertumbuhan otak, Pak Amril kemudian menjelaskan tentang belajar aktif vs belajar pasif. Belajar aktif tersebut adalah belajar apa saja dari setiap situasi dengan memanfaatkan apa yang kita pelajari untuk keuntungan kita serta proaktif dan bersandar / berinteraksi pada kehidupan.

Sedangkan belajar pasif yaitu tidak melihat kesempatan belajar dengan mengabaikan peluang berkembang dari belajar dan reaktif yaitu jika ada masalah, baru memberi tanggapan serta menarik diri dari kehidupan.

Dengan kita belajar, maka pengetahuan yang dimiliki lebih luas sehingga mempunyai banyak pilihan untuk menguatkan pribadi / kepercayaan diri. Setelah kita belajar atau mengerjakan tugas, seringkali kita merayakan selesainya tugas tersebut, karena dengan perayaan tersebut, maka akan memberikan perasaan keberhasilan, kesempurnaan, kepercayaan diri dan memotivasi untuk langkah selanjutnya.

Dalam proses belajar, terlebih dahulu kita menata lingkungan belajar, seperti : perabotan, pencahayaan, alat bantu visual, penempatan / lay out, temperatur / suhu, tanaman, kenyamanan dan suasana hati serta musik ( sarana relaksasi). Musik tersebut penting, karena dengan adanya music denyut nadi dan tekanan darah turun, gelombang otak lambat dan otot – otot rileks sedangkan jika tanpa musik, denyut nadi dan tekanan darah naik, gelombang otak makin cepat dan otot-otot terasa tegang.

Selain menata lingkungan belajar, kita juga harus menemukan gaya belajra. Cara belajar kita adalah gabungan dari cara menyerap informasi, cara mengatur informasi dan cara mengolah informasi. Dalam belajar perlu adanya modalitas belajar yaitu dengan cara visual / melihat, dengan cara auditorial / mendengarkan dan dengan cara kinestetik / gerakan.

Dalam belajar, perlu membuat peta pikiran, seperti:


SUB TOPIK ------------TOPIK--------------SUBTOPIK


Peta pikiran tersebut bertujuan agar lebih fleksibel, memusatkan perhatian dan meningkatkan pemahaman serta menyenangkan. Dalam membuat peta pikiran, kita harus mengetahui teknis menulis yang melibatkan otak kiri dan otak kanan. Oatk kiri / logika meliputi rencana, outline, tata bahasa, penyutingan, penulisan ulang, pengoreksian dan tanda baca. Sedangkan otak kanan / emosi, meliputi warna, imajinasi, semangat, spontanitas, emosi, gairah, kegembiraan dan ada unsur baru.

Jika kita telah mengetahui teknis menulis, maka langkah berikutnya adalah proses menulis, dalam proses menulis diperlukan persiapan seperti pengelompokkan, menulis cepat, kemudian membuat draf ( pengembangan, gagasan ) langkah berikutnya adalah berbagi maksudnya meminta komentar teman, lalu melakukan perbaikan dengan memperbaiki tulisan dan penyutingan yaitu memperbaiki tata bahasa serta penulisan ulang dengan menambah ide baru. Setelah langkah-langkah tersebut dijalankan, maka langkah terakhir yaitu mengevaluasi, apakah tulisan tersebut sudah lengkap atau belum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar